Jakarta –
Pemilik usaha Perjalanan Ke Luarnegeri Ke Spanyol mulai khawatir rentetan Ketidak Setujuan Di wisatawan berbuntut panjang. Mereka waswas wisatawan bakal takut datang.
Daerah Unjuk seperti Kepulauan Balearic, termasuk Majorca, Kepulauan Canary hingga Barcelona kini mulai Merasakan perubahan Untuk segi jumlah pengunjung. Banyak yang berpendapat bahwa Perjalanan Ke Luarnegeri yang berlebihan telah menyebabkan penurunan Standar hidup dan meningkatnya biaya hidup.
Dikutip Untuk Express, Jumat (29/11/2024) kemarahan yang terjadi tercermin Untuk berbagai Aksi Massa Ketidak Setujuan Ke Majorca, termasuk pengambilalihan pantai dan Aksi Massa besar yang melibatkan ribuan orang berbaris Lewat Perjalanan Kaki Palma, beberapa Ke antaranya diorganisir Bersama tujuan mengganggu wisatawan secara langsung.
Seorang pemilik Usaha Perjalanan Ke Luarnegeri mewah menilai Ketidak Setujuan itu bisa berdampak kepada usaha Perjalanan Ke Luarnegeri Ke Spanyol. Dia Berkata Ketidak Setujuan itu bukanlah cara terbaik Untuk Menarik Perhatian perhatian Di masalah Perjalanan Ke Luarnegeri yang berlebihan. Justru, dapat berisiko mengusir wisatawan Untuk Majorca dan mengalihkan mereka Ke pulau-pulau lain yang lebih ramah Ke Negeri lain, Ke mana mereka Akansegera merasa lebih diterima.
Salah satu pendiri Insider Villas, Olivier Heuchenne, memperingatkan bahwa Ketidak Setujuan semacam itu dapat Memberi dampak negatif yang besar, Justru bisa merusak citra tempat tersebut.
“Orang-orang Bisa Jadi Akansegera berkata ‘Saya tidak Akansegera pergi Ke Majorca Sebab mereka membuat keributan, saya Akansegera pergi Ke Sisilia Ke mana mereka tidak Mengadakan Ketidak Setujuan,’ Ke sana lautnya sama, cuacanya mirip, pemandangannya serupa, dan Konsumsi khas Italia yang juga bisa dinikmati. Mereka bisa Bersama mudah beralih destinasi Ke Sisilia,” kata dia.
Ke tahun 2023, Sisilia Memperoleh hampir 16,5 juta wisatawan, Meresahkan 10,8% dibandingkan tahun Sebelumnya, termasuk lebih Untuk delapan juta wisatawan Foreign. Sebagai perbandingan, Majorca hanya Memperoleh Disekitar 12,5 juta wisatawan, Tetapi tidak ada Ketidak Setujuan Perjalanan Ke Luarnegeri yang berlebihan Ke pulau Italia tersebut.
“Saya rasa ini bukan cara terbaik, tapi ada cara yang lebih baik Untuk menjangkau orang-orang yang bisa memberi dampak. Di ini ada kesenjangan Di mereka yang ingin memberi perubahan dan mereka yang turun Ke jalan Untuk berdemonstrasi,” ujar Heuchenne.
“Perjalanan Ke Luarnegeri massal dan Ketidak Setujuan massal tidak Akansegera menyelesaikan masalah, itu hanya Akansegera merusak infrastruktur. Harus ada cara yang lebih baik Untuk bernegosiasi dan menyelesaikan masalah ini agar Komunitas bisa didengar, itulah yang membuat mereka frustrasi, Sebab merasa tidak didengar,” kata dia.
Sambil Itu, Juru Bicara Organisasi ‘Mens Turisme, Més Vida’ (Kurangi Perjalanan Ke Luarnegeri, Tingkatkan Kehidupan), Julia Isern, mengatakan bahwa Ketidak Setujuan merupakan langkah terakhir Setelahnya berbagai kegiatan lain seperti unjuk rasa.
“Selalu sulit Untuk memobilisasi Komunitas, Bersama Sebab Itu Ketidak Setujuan secara historis adalah momen ketika semua orang turun Ke jalan dan itu sangat mengesankan secara visual. Kita semua Memiliki tujuan yang sama, sebagai warga kami ingin Untuk satu hari nanti keluar dan melepaskan kemarahan yang Di ini kami pendam,” kata dia.
Isern menegaskan bahwa organisasi mereka tidak menentang Perjalanan Ke Luarnegeri atau wisatawan itu sendiri. Ia Berkata Ketidak Setujuan itu fokusnya Untuk memengaruhi pemerintah bukan Untuk wisatawan.
Isern menjelaskan bahwa penduduk lokal telah merasakan dampak Untuk Perjalanan Ke Luarnegeri berlebihan Di 10 tahun terakhir, akibat model Perjalanan Ke Luarnegeri yang tidak memperhitungkan kebutuhan mereka.
“Kami membayar harga yang sangat tinggi Sebab model tersebut. Tahun ini, Untuk pertama kalinya, wisatawan juga merasakan dampaknya,” ujar Isern.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Pemilik Usaha Waswas Turis Takut Datang Akibat Warlok Aksi Massa Overtourism