Anggota Lembaga Legis Latif Di Fraksi PDIP Muchamad Nabil Haroen menyebut perlunya intervensi Negeri Sebagai menurunkan harga Terapi. Foto/SINDOnews
”Memang benar, perbedaan signifikan harga Terapi Ditengah Indonesia dan Malaysia menjadi perhatian serius Untuk kita semua. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga Terapi Di Indonesia lebih mahal hingga tiga sampai lima kali lipat dibandingkan Di Malaysia,” ujarnya, Sabtu (6/7/2024).
Nabil menyebut, ada beberapa factor penyebab mahalnya harga Terapi Di Indonesia. Pertama, inefisiensi Untuk tata kelola perdagangan sektor Kesejaganan menjadi salah satu faktor utama. Inefisiensi ini mencakup berbagai aspek, mulai Di proses distribusi, regulasi, hingga mekanisme pengadaan yang belum optimal.
“Kedua, biaya-biaya tambahan yang muncul Di proses tata kelola yang kurang transparan turut berkontribusi Ke tingginya harga Terapi. Biaya-biaya ini Bisa Jadi berasal Di jalur distribusi yang panjang, biaya administrasi yang tidak perlu, dan berbagai pungutan lain yang seharusnya bisa dihindari,” ujarnya.
Ketiga, adanya perbedaan Untuk Aturan harga dan regulasi Ditengah kedua Negeri. Di Malaysia, pemerintah Bisa Jadi Memiliki mekanisme pengendalian harga Terapi yang lebih ketat dan efektif dibandingkan Di Indonesia.
”Sebagai menekan mahalnya harga Terapi, intervensi Negeri sangat diperlukan,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa.
Nabil menyebut, ada beberapa langkah yang dapat diambil Dari pemerintah Ditengah lain, Meningkatkan transparansi dan efisiensi tata kelola Di memperbaiki sistem distribusi dan pengadaan Terapi Di Mengurangi jalur birokrasi yang tidak perlu dan memastikan semua proses berjalan secara transparan.
“Menerapkan regulasi yang lebih ketat Yang Terkait Di harga Terapi dan mengawasi pelaksanaannya agar tidak ada pihak yang Membahas keuntungan berlebihan Di harga Terapi yang tinggi,” ucap Wakil Ketua Umum PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Soroti Harga Terapi Di Indonesia Mahal, Nabil Haroen: Perlu Intervensi Negeri