Klungkung –
Desa Akah Ke Klungkung, Bali menyimpan kisah Dadong Guliang, pengabdi ilmu hitam yang hidup Ke abad 18. Makamnya konon ada Ke desa ini. Bagaimana kisahnya?
Desa Akah konon terbentuk Lantaran wabah yang dibuat Bersama seorang wanita sakti Ke desa itu yang bernama Dadong (nenek) Guliang.
Tokoh Budayawan desa Akah, Jero Mangku Made Kasta, mengatakan Dadong Guliang tidak sekadar cerita rakyat, tapi benar adanya. Buktinya berupa sebuah kuburan hingga keberadaan desa Akah yang dipindah atas titah Raja Klungkung kala itu.
“Dadong Guliang itu adalah sosok perempuan sakti yang berkelana Bersama Guliang Bangli, hingga akhirnya tiba Ke Daerah kami,” kisah Mangku Kasta beberapa waktu lalu.
Kuburan yang diyakini sebagai tempat peristirahatan Dadong Guliang itu berada Ke atas lahan pekarangan warga setempat.
Terdapat palinggih (tempat suci) dibalut kain poleng yang berdiri Ke Di sebuah pohon ancak besar. Pohon itu sebagai penanda kuburan Dadong Guliang.
Kasta menuturkan, zaman dulu jarang ada nama jelas. Biasanya orang-orang hanya menyebut asal. Salah satunya Dadong Guliang ini.
“Kedatangannya ini ternyata membawa musibah Lantaran Dadong Guliang Memiliki kesaktian atau black magic yang tidak tertandingi. Malahan, Bersama kesaktiannya mampu menaklukkan tokoh-tokoh Ke desa Akah kala itu,” imbuhnya.
Lantaran dadong menebar magic Ke kawasan itu, warga resah hingga akhirnya melapor kepada Raja Klungkung.
Raja Klungkung kala itu menitahkan warga Sebagai mengungsi Bersama Daerah Tempek Pekarangan Uma Dalem (Di ini menjadi Dusun Hyang Api) Hingga sisi timur sungai (Tukad Kunyit) Sebagai menghindari sihir Dadong Guliang. Tempat pengungsian tersebut yang Setelahnya Itu diberi nama Desa Akah.
“Dulu Setelahnya ditinggal tempat itu sepi dan hanya tinggal dadong saja. Hingga Di ini masih ada bukti pohon-pohon besar Ke sisi barat sungai,” jelas mantan wakil bupati Klungkung ini.
Bukan hanya mengungsi, warga setempat juga sampai memindahkan Pura Dalem Hingga Banjar Pekandelan, Desa Pakraman Akah. Sedangkan bekas lokasi Pura Dalem yang lama kini sudah berubah menjadi carik (sawah) yang disebut Carik Dalem.
Dan Begitu Juga bekas pemukiman warga Sebelumnya ditinggal mengungsi kini sudah berubah menjadi sawah. Tempat itu dinamai Carik Paumahan Lantaran sempat ada Rumah Ke sana.
Lantaran usia, ajal pun menjemput Dadong Guliang. Jenazah Dadong Guliang langsung dikuburkan Ke tegalan kawasan Dusun Hyangapi, tepatnya Ke tegalan milik keluarga Ketut Konten.
“Hingga Di ini keluarga ini yang masih rutin menghaturkan sesajen, termasuk warga dusun setempat,” sebut Mangku Kasta.
Kesaktian Dadong Guliang
Dadong Guliang dikenal Memiliki kesaktian tinggi terutama Di ilmu hitam (Penestian). Kesaktian itu ia gunakan Sebagai menyakiti warga setempat, bukan Sebagai membantu. Hingga Ke masa itu, banyak warga desa adat yang meninggal akibat ulah sosok ini.
Menurut Mangku Kasta, Hyang Api adalah tempat itu dulunya sangat angker dan panas, tidak layak ditempati, serta merupakan kekuatan yang dahsyat.
“Hingga Di ini juga masih dipercaya jika ada anak menangis bisa memohon (agar anak Tenteram) Ke palinggih tersebut. Ke Di Itu juga ada yang percaya Ke tempat itu bisa mohon keturunan,” terang Mangku Kasta.
——-
Artikel ini telah naik Ke detikBali.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Ini Makam Dadong Guliang, Pengabdi Ilmu Hitam Abad 18 Ke Bali