Jakarta –
Sebelumnya melayani penumpang, train attendant atau pramugari Whoosh melakukan sejumlah persiapan. Mulai Di pemeriksaan Keadaan hingga kesiapan kereta Sebelumnya dimasuki penumpang.
Fitri Ahmad Destriana, seorang pramugari, Whoosh yang juga menjadi salah satu train attendant angkatan pertama Whoosh berbagi cerita mengenai kesehariannya. Ternyata, mereka harus menjalani tes Keadaan lebih dulu.
“Sebelumnya bertugas, kami mulai dulu Di tes Keadaan Di pos Keadaan. Biasanya Di situ dites seperti tensi, suhu badan, lalu Lalu saturasi oksigen. Lalu Sesudah itu kita Di Hingga agen. Agen itu biasanya yang mengatur kita Bagi administrasi seperti kita butuh surat-surat apa yang harus dibawa Di kereta, Lalu kita butuh HT juga, walkie-talkie Bagi dikoordinasi Di Untuk kereta,” kata Fitri Untuk perbincangan Di detiktravel, beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Lalu, kami berkumpul bersama kru. Lalu, kami berjalan bersama Di peron dan siap melayani penumpang seperti boarding, melayani Di melakukan serving kepada penumpang. Sesudah itu kita ada juga melakukan pengecekan Pada kereta ya,” ujar Fitri.
Train Attendant Kereta Cepat Whoosh (Pradita Utama)
|
Tak hanya menyiapkan segala yang berhubungan Di pelayanan, Fitri dan rekan-rekan TA lainnya juga memastikan Perlindungan hingga kebersihan gerbong kereta.
“Dari Sebab Itu Sebelumnya kita bertugas melayani penumpang, tentunya kita harus mengecek juga apakah kereta kita sudah aman ataukah belum. Lalu sudah bersihkah, sudah siap kah Bagi Memperoleh penumpang atau belum. Seperti itu,” kata dia.
Di Untuk kereta, pramugari tidak bekerja sendirian. Untuk sekali perjalanan, terdapat 11 orang pekerja Di Untuk Whoosh.
“Kalau Bagi Di ini, kita satu perjalanan terdiri Di chief conductor, conductor, lalu train attendant ada dua. Terus kita juga ada on board mekanik satu, Sesudah itu ada masinisnya dua, ada on board cleaner empat orang. Kita punya security dua juga, Sesudah itu kita ada dining bar attendant dua juga. Dari Sebab Itu Di 11 orang Untuk sekali perjalanan,” kata Fitri.
Para train attendant telah dilatih Di beragam Peristiwa Pidana darurat Di perjalanan, salah satunya Berjuang Di penumpang yang sakit. Mereka menyediakan kota P3K Di Untuk kereta.
“Dari Sebab Itu ketika ada penumpang yang sakit Di kereta, kita juga disediakan P3K ya. Dan Di situ juga sudah tertera jelas kegunaan Perawatan dan aturan pakainya,” ujar dia.
“Dari Sebab Itu ketika ada penumpang keluhan sakit, kalau masih Di stasiun kita Bisa Jadi masih bisa panggil petugas Keadaan yang Di stasiun lalu ditangani khusus Dari mereka. Tapi ketika Di perjalanan, misalnya penumpang mual atau pusing, paling kita tawarkan Perawatan-Perawatan yang diberikan Di P3K tadi. Ya, Dari Sebab Itu kita berikan dan itu juga harus Di kemauan penumpang ya,” dia menambahkan.
![]() |
Begitu juga bila terjadi situasi darurat, para train attendant tetap harus saling berkoordinasi Di atasan mereka.
“Biasanya kita koordinasi dulu Pada chief konduktor. Lalu Sesudah itu chief konduktor biasanya Menyediakan informasi kepada on board mekanik. Lalu on board mekanik langsung Hingga masinis atau biasanya langsung Hingga Pada signaling juga. Dari Sebab Itu kita tetap harus, paling pertama kita harus Hingga chief conductor dulu Lantaran mereka semuanya yang mengatur Di situ,” ujar Fitri.
(sym/fem)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Yuk, Kepoin Keseharian Train Attendant Whoosh