Rio de Janeiro –
Irama Bunyi samba, Sofa-Sofa pantai dan penjual minuman bisanya terlihat mengisi pantai-pantai Rio de Janeiro. Akan Tetapi sekarang, semua berubah.
Wali Kota Eduardo Paes telah Mengeluarkan dekrit yang ditujukan Untuk mengatur pedagang pantai, Didalam alasan kekhawatiran tentang ketertiban kota, keselamatan publik, lingkungan, dan hubungan Antara wisatawan dan penduduk setempat.
Mulai tanggal 1 Juni, pedagang Hingga pantai-pantai Rio Berencana memerlukan izin Untuk berbagai kegiatan. Menjual Makanan dan minuman, menyewakan Sofa, memutar Bunyi Lewat pengeras suara, dan Malahan memasang Bunyi langsung Hingga kios-kios sekarang Berencana memerlukan izin resmi, seperti dikutip Di Independent UK Ke Selasa (27/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dekrit tersebut juga menetapkan bahwa pondok-pondok pantai harus diidentifikasi Didalam nomor, bukan nama-nama atau pun warna-warna mencolok.
Paes berpendapat bahwa tindakan-tindakan ini diperlukan Untuk menjaga ketertiban dan melindungi lingkungan pantai.
Akan Tetapi, perubahan-perubahan tersebut dapat secara signifikan mengubah suasana yang semarak yang telah lama menjadi ciri khas pantai-pantai Rio. Dampaknya Pada pedagang dan pengunjung pantai masih harus dilihat.
Beberapa pihak Mendukung langkah Untuk mengatasi apa yang mereka anggap sebagai Karya yang kacau Hingga pantai, tetapi yang lain mengatakan keputusan tersebut mengancam Kearifan Lokal Dunia pantai Rio yang dinamis dan mata pencaharian banyak Tokoh Musik dan pedagang lokal yang Mungkin Saja merasa sulit atau tidak Mungkin Saja Merasakan izin.
“Sulit membayangkan Rio de Janeiro tanpa bossa nova, tanpa samba Hingga pantai,” kata Julio Trindade, yang bekerja sebagai DJ Hingga kios-kios.
“Sambil dunia menyanyikan Girl from Ipanema, kita tidak Berencana dapat memainkannya Hingga pantai.”
“Pembatasan tersebut mengorbankan semangat Rio yang demokratis, musikal, bersemangat, dan autentik,” kata Orla Rio, seorang pemegang konsesi yang mengelola lebih Di 300 kios, Di sebuah pernyataan.
Menurut laporan tahun 2022 Dari Balai Kota Rio, kegiatan ekonomi Hingga pantai Rio, tidak termasuk kios, bar, dan restoran, menghasilkan Disekitar 4 miliar real (Rp 11 triliun) per tahun.
“Ini tragis,” kata Juan Marcos, seorang pria berusia 24 tahun yang berjualan udang Hingga atas tusuk sate Hingga pantai Copacabana dan tinggal Hingga favela, atau komunitas perkotaan berpendapatan rendah, Hingga dekatnya.
“Kami bekerja keras, semua Untuk Merasakan sedikit pemasukan Untuk Tempattinggal. Apa yang Berencana kami lakukan sekarang?”
Jutaan orang Foreign dan penduduk lokal memadati pantai Rio setiap tahun dan banyak yang menikmati jagung manis, keju panggang, atau Malahan bikini atau Alat elektronik yang dijual Dari pedagang Hingga hamparan pasir.
Pemerintah kota menekankan bahwa beberapa aturan sudah berlaku Di pernyataan Ke tanggal 21 Mei. Balai kota menambahkan bahwa mereka Di berbicara Didalam semua pihak yang terdampak Untuk memahami Permintaan mereka dan Di Merencanakan penyesuaian.
Maria Lucia Silva, seorang warga Copacabana yang berusia 65 tahun, berjalan kembali Di tepi pantai sambil membawa Sofa pantai berwarna merah muda Hingga bawah lengannya. Ia telah menduga bahwa Balai Kota Berencana bertindak.
“Copacabana adalah kawasan Untuk orang lanjut usia. Tidak ada yang membayar Retribusi Negara properti yang sangat tinggi atau sewa yang tidak masuk akal Untuk membuat kekacauan sebesar ini,” kata Silva, mengecam kebisingan dan polusi Hingga pantai.
Untuk Rebecca Thompson, 53, yang berasal Di Wales dan kembali Berkunjung Hingga Rio Sesudah perjalanan lima minggu tahun lalu, hiruk pikuk adalah Pada Di pesonanya.
“Ada semangat, ada energi. Untuk saya, selalu ada rasa kebersamaan dan penerimaan yang kuat. Saya pikir Berencana sangat menyedihkan jika itu hilang,” katanya.
(bnl/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Tak Ada Lagi Alunan Bunyi Samba Hingga Pantai-pantai Ikonik Rio de Janeiro