Soal Prosedur Filler yang Dijalani Betrand Peto Biar Lebih Maskulin

Jakarta –

Betrand Peto tampaknya mengikut jejak sang ibu sambung, Sarwendah, Sebagai merombak wajah. Pria berusia 19 tahun itu belum lama ini menjalani prosedur filler dagu agar bisa terlihat lebih ‘maskulin’.

Lewat unggahan Ke Instagram Story, Peto mengatakan dirinya melakukan prosedur tersebut agar bisa Memperoleh wajah maskulin Di instan. Prosedur itu dia lakukan Ke salah satu klinik Jakarta.

Peto pun membagikan momen ketika Praktisi Medis menyuntikkan cairan filler Hingga dagunya.

“FILLER DAGU. Cara instan dapat wajah maskulin,” tulis caption Ke postingan Instagram yang diunggah ulang Di Peto.

Apa Itu Filler Dagu?

Dikutip Di Medical News Today, suntikan filler dagu adalah prosedur Keindahan non bedah yang bertujuan Sebagai mengubah kontur dan bentuk dagu.

Filler dagu dapat menciptakan garis wajah yang lebih kuat, dan membuat wajah tampak lebih simetris. Ke Di Itu, filler dagu juga bisa mengencangkan kulit dan Mengurangi garis-garis kerutan Ke wajah, Supaya menimbulkan kesan awet muda.

Prosedur ini dilakukan Di cara menyuntikkan zat berupa gel Hingga jaringan lunak Ke Di dagu. Bahan yang paling sering digunakan Sebagai filler dagu adalah asam hialuronat, yakni zat alami yang ditemukan Ke kulit.

Manfaat asam hialuronat sebagai bahan filler dagu dapat membantu menjaga kulit tetap kenyal dan terhidrasi, mengatasi kerutan, serta membuat kulit tampak lebih muda. Filler dagu yang menggunakan asam hialuronat biasanya dapat bertahan Di 6-12 bulan.

Risiko dan Efek Di Filler Dagu

Walaupun filler dagu minim risiko, Ke beberapa Perkara Pidana Hukum prosedur ini dapat menyebabkan efek Di, seperti:

• Kulit gatal
• Memar
• Bengkak
• Infeksi
• Distorsi
• Abses
• Jaringan parut
• Ke Perkara Pidana Hukum yang lebih langka, filler dagu juga dapat memicu:
• Kebutan
• Stroke
• Kerusakan jaringan lunak

Berkonsultasilah terlebih dahulu Di Praktisi Medis atau pakar Keindahan yang berkualifikasi Sebelumnya memilih Sebagai menjalani filler dagu guna mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan.