Jakarta –
Berbeda Di catatan Di Singapura, COVID-19 Indonesia nihil lonjakan Tindak Kejahatan signifikan. Malahan, mengacu grafik data yang dirilis Kementerian Kesejaganan RI (Kemenkes RI), puncak Tindak Kejahatan tampak terakhir terjadi awal Januari 2024 Di kisaran 400 Tindak Kejahatan.
Setelahnya, Tindak Kejahatan COVID-19 nyaris selalu berada Di bawah 10 Tindak Kejahatan per hari. Sepanjang 2025 hingga periode April, Kemenkes RI ‘hanya’ mencatat 138 Tindak Kejahatan positif dan nihil kematian. Menurut Pengurus Perhimpunan Praktisi Medis Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), MSc, Pada ini surveilans maupun testing COVID-19 tidak semasif tahun-tahun lalu.
Kelonggaran keduanya yang membuat Tindak Kejahatan COVID-19 Di Indonesia tampak rendah. Meski begitu, pemantauan Tindak Kejahatan COVID-19 bergejala berat yang membutuhkan Perawatan Medis Di Fasilitas Medis atau fasilitas Kesejaganan lain juga konsisten menurun.
“Memang tes COVID-19 dan surveilans sudah jarang dilakukan, Karena Itu Tindak Kejahatan yang tercatat juga relatif sedikit,” tandasnya Pada dihubungi detikcom, Senin (19/5/2025).
Senada, Direktur Infeksi Organisasi Kesejaganan Dunia (WHO) Asia Tenggara periode 2018-2020 Prof Tjandra Peregangan Aditama menyoroti Gaya testing dan surveilans Di banyak Bangsa masih berjalan baik. Karenanya, tidak heran bila beberapa Di antaranya masih mencatat kenaikan Tindak Kejahatan Malahan lonjakan COVID-19.
“Karena Itu bukan hanya ketika Wabah Dunia berkecamuk, tetapi juga Di keadaan bisa. Surveilans ini penting Sebab merupakan ‘tulang punggung’ pengendalian Infeksi, termasuk COVID-19,” kata dia Pada dihubungi terpisah, Selasa (20/5).
COVID-19 menurutnya jelas masih menyebar Di lingkungan Disekitar, termasuk Indonesia. Variasi peningkatan Tindak Kejahatan Di waktu Di waktu Bisa Jadi saja terjadi, terlebih COVID-19 sudah seperti Tindak Kejahatan flu musiman.
Prof Tjandra menekankan hal yang perlu diwaspadai adalah jenis varian yang Pada ini Di beredar, serta kemungkinan mutasi.
“Yang penting variasi epidemiologi ini dipantau ketat, bukan hanya perubahan jumlah Tindak Kejahatan dan kematian tetapi pola genomiknya,” pesan dia.
Tindak Kejahatan-Tindak Kejahatan Di Bangsa tetangga seperti Singapura dan Thailand belum terlihat didominasi varian Mutakhir. Adapun LF.7 dan NB.1.8 adalah turunan JN.1 yang memang sudah bersirkulasi Dari tahun lalu.
(naf/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: RI Tak Alami Lonjakan COVID Seperti Singapura, Betulan Aman atau Sudah Jarang Tes?