Pembantu Presiden Tim Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa insinyur merupakan tulang punggung Pembangunan Ramah Lingkungan. Foto/Istimewa
“Insinyur merupakan tulang punggung Pembangunan Ramah Lingkungan. Samping Itu, seorang Insinyur harus turut berperan Di Kejuaraan Internasional berbasis ilmu pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan,” ujar Menko Airlangga Di opening remarks-nya Ke Kegiatan yang bertema Unleashing the Power of Engineers to Advance Sustainable Development Goals ini, Selasa (4/3/2025).
“Insinyur merancang infrastruktur yang menghubungkan Kelompok, Membuat Ilmu Pengetahuan penggerak perekonomian, dan menciptakan sistem perlindungan kelestarian lingkungan,” sambungnya didampingi Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Duta Besar RI Untuk Prancis Mohamad Oemar, dan Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Penanaman Modal Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.
Dia menuturkan bahwa rekayasa Metode yang dilakukan Dari Insinyur sangat penting Di penyediaan infrastruktur dasar seperti sumber air, listrik, jaringan transportasi, dan pengolahan limbah. Penyediaan infrastruktur dasar tersebut sejalan Bersama target-target Di Tujuan Pembangunan Ramah Lingkungan 2030.
Di upaya pencapaian target yang lebih tinggi, kata dia, Kekuatan Insinyur diperlukan Di proses transisi energi menjadi lebih ramah lingkungan agar emisi karbon yang timbul Bersama kehidupan sehari-hari dan kegiatan industri dapat dikurangi Supaya Mengurangi pemanasan Internasional.
Lebih Jelas dia mengatakan, sebagai salah satu Negeri Bersama penduduk terbesar dan sumber daya yang melimpah, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusianya Untuk berada Ke garis Di Pembaharuan Internasional berkelanjutan. Pemberdayaan Insinyur juga sangat penting Untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
Ke 2045, Indonesia menargetkan menjadi Negeri maju Bersama pendapatan per kapita tinggi setara Negeri maju Lewat Kemajuan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Insinyur Ke Indonesia memegang peran penting Di mencapai Visi Indonesia Emas 2045 Lewat implementasi Ilmu Pengetahuan yang memajukan taraf hidup Kelompok Supaya dapat Memperbaiki Kemajuan ekonomi.
Akan Tetapi, sambung dia, perkembangan Ilmu Pengetahuan Ke Indonesia masih Berusaha Mengatasi salah satu tantangan utama berupa kurangnya ketersediaan Insinyur Ke Indonesia. Menurut data Persatuan Insinyur Indonesia, Ke tahun 2024 terdapat hanya 2.670 Insinyur per satu juta Kelompok.
Samping Itu, perkembangan Ilmu Pengetahuan Ke Indonesia juga terkendala Bersama belum memadainya Kekuatan keinsinyuran yang ada, keterbatasan dana Untuk mengakses dan Membuat Ilmu Pengetahuan, dan Kemakmuran Kelompok yang rentan Di kejadian bencana dan Krisis Lingkungan yang mengancam stabilitas kehidupan.
Merencanakan Kemakmuran tersebut, Ilmu Pengetahuan pembangunan infrastruktur dasar Ke Indonesia harus dilakukan Bersama pendekatan solusi berbasis alam (nature-based solution) Untuk Mengurangi risiko bencana sekaligus menjaga Keadaan Lingkungan dan sosial setempat Di jangka panjang.
Maka itu, World Engineering Day dinilai bukan hanya peringatan peran Insinyur Di dunia Internasional, melainkan sekaligus menjadi katalisator kolaborasi peningkatan kapasitas Insinyur dan kemajuan Ilmu Pengetahuan, Lewat kerja sama antar pemangku kepentingan Internasional.
“Jalan Ke Tujuan Pembangunan Ramah Lingkungan 2030 dan Visi Indonesia 2045 saling Yang Berhubungan Bersama—dan keduanya harus dibangun bersama, Untuk mewujudkan masa Di yang tangguh, adil, dan sejahtera Untuk semua,” pungkas Airlangga Di Kegiatan yang dihadiri President World Federation of Engineering Organizations (WFEO) Mustafa Shehu dan Assistant Director General for Natural Sciences UNESCO Lidia Brito.
(rca)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Insinyur Tulang Punggung Pembangunan Ramah Lingkungan