Jakarta –
Gedung Arsip Nasional yang berada Hingga Jalan Gajah Mada No. 111 sangat mencolok Hingga Di bangunan lain Hingga sekitarnya. Ternyata, dulu Rumah tinggal gubernur jenderal Hindia Belanda.
Merujuk catatan sejarah, bangunan tersebut milik seorang Belanda yang bernama Gubernur Jedneral Reiner de Klerk. Sebelumnya diangkat menjadi gubernur jenderal, ia adalah anggota Raad van Indie atau organisasi pusat Pemerintah Hindia-Belanda. Dan, Pada masih menjadi anggota Raad van Indie, Hingga tahun 1755, itulah ia membeli tanah Hingga Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat itu.
Lalu, Ke 1760 bangunan megah Didalam arsitektur khas tersebut berdiri.
Kini, Setelahnya 264 tahun, bangunan utama Rumah pribadi itu masih kokoh. Bangunan itu bisa dilihat Untuk pinggir jalan ketika melintasi jalanan Gajah Mada.
Selain bangunan utama, Hingga kedua sisinya juga terdapat paviliun-paviliun yang digunakan Bagi menyambut tamu Sebelumnya masuk Hingga Untuk Rumah.
detikTravel menyambangi bekas kediaman sang Belanda tersebut dan melihat keindahan bangunannya secara langsung, Kamis (18/7/2024). Ke tahun 1777 diangkatlah Reiner menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda dan Rumah pribadinya pun berubah menjadi istana Bangsa.
Menurut salah satu pemandu Hingga Gedung Arsip Nasional mengatakan bahwa Reiner merupakan seorang pejabat yang agamis. Itu bisa dilihat Untuk ukiran-ukiran yang berada Hingga atas pintu-pintu Rumah itu (loster angin) seperti perempuan yang Lagi memegang salib, perempuan memegang jangkar, perempuan Hingga atas kerbau, vas bunga, dan lelaki Hingga atas singa
“Ornamen-ornamen Hingga Rumah ini tuh Memiliki simbol, punya filosofi bukan hanya sekadar pemanis ruangan seperti ini perempuan megang salib itu filosofinya adalah si Tuang Reiner itu orang yang taat Di agama. Terus pintu utama itu perempuan memegang jangkar itu adalah ucapan selamat datang,” kata pemandu yang enggan disebutkan namanya tersebut.
“Terus ada vas bunga itu filosofinya tuh si Tuan Reiner itu berharap Rumah ini berkembang, harum, dan ini wanita Hingga atas kerbau Didalam Sebab Itu harapannya si Tuan Reiner VOC atau Belanda itu tidak kekurangan Ketahanan Pangan. Sebelah sini ada lelaki Hingga atas singa, singa kan salah satu simbol kekuatan Didalam Sebab Itu Belanda atau VOC itu bisa menguasai dunia,” ujar dia sambil berjalan.
Untuk ceritanya gedung bersejarah ini masih terjaga Disekitar 90% keasliannya mulai Untuk pintu, lantai, hingga langit-langit atapnya masih terawat hingga sekarang. Bekas kediaman Reiner ini Memiliki dua tingkat.
Selain agamis, Untuk bangunan Rumah itu, Reiner juga merupakan sosok yang senang berkumpul bersama teman dan kolega-kolega. Tinggalan itu berupa lantai dua yang berfungsi Bagi menjamu kedatangan tamu-tamu Reiner.
Hingga Dibagian atas Setelahnya menaiki tangga yang ikonik Berencana terlihat ruang luas yang Hingga tengahnya terdapat Tatakan makan kayu yang panjang. Hingga tempat inilah Reiner Berencana menikmati hari bersama rekan dan koleganya, ada cerita Memikat Untuk ruang perjamuan ini.
Pemandu itu bercerita ketika Reiner dan rekan serta koleganya sudah masuk Hingga Untuk ruang tersebut maka pintu utama yang berada Hingga Di Berencana Hingga tutup.
Bagi itu, para pelayan tak boleh melewati pintu utama selagi Reiner dan yang lainnya sudah Hingga Untuk. Akses masuk para pelayan berada Hingga pintu Di Didekat tangga Bagi masuk Hingga Untuk ruangan.
“(Pintu) ini ketika Kegiatan sudah dimulai dia lewat situ Didalam Sebab Itu ketika si tuan sudah ready dan perjamuan makan sudah Hingga mulai, (pintu) ini ditutup, pintu itu ditutup, nah yang ini dibuka. Didalam Sebab Itu ini dibuka khusus pelayan yang menyajikan Makanan,” kata pemandu itu sambil menutup pintu.
Selain terdapat berbagai furniture yang sudah ratusan tahun, Hingga area ini juga terdapat beberapa peta dan lukisan-lukisan jadul. Reiner juga merupakan ketua organisasi sejarah Hindia-Belanda yang Didalam karenanya terdapat banyak koleksi peta-peta zaman dahulu.
Beranjak Untuk bangunan utama, Hingga Dibelakang yang terdapat halaman luas itu berdiri deretan ruangan Hingga setiap sisi yang dulu dipakai Bagi tempat tinggal para pelayan Hingga Rumah Reiner. Adapun replika lonceng yang digunakan Bagi menentukan jam kerja para pelayan.
Reiner meninggal Ke tahun 1780 dan sepeninggalnya bangunan ini diwariskan kepada sang cucu Franz Reiner. Mulai Untuk peristiwa inilah bangunan tersebut banyak berganti kepemilikan dan berganti fungsi.
Setelahnya Tak Didiami Reiner: Rumah Yatim Piatu, Gedung Arsip
Satu tahun Setelahnya Reiner meninggal, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda beralih kepemimpinan Hingga bawah Johannes Siberg. Dia membeli Rumah Reiner itu Ke 1786.
Lalu, ia meninggal Ke 1817. Hingga tahun yang sama Rumah itu pun kembali beralih kepemilikan Hingga tangan Ketua Dewan Keuangan Hindia-Belanda, Lambertus Zeegers.
Hanya satu tahun memegang kuasa penuh Rumah ini, Leendert Miero, berhasil membeli Rumah Didalam arsitektur Closed Dutch Style itu. Puluhan tahun berlalu, tepatnya 1844 bangunan itu Lalu dibeli Didalam College van Diakenen Untuk Gereja Protestan.
Didalam diakenen, bangunan itu digunakan sebagai Rumah yatim piatu.
Gedung Arsip Nasional Hingga Jakarta (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
|
Hingga tahun 1900 Pemerintah Hindia-Belanda Membahas alih bagunan tersebut Lantaran Dikatakan sudah tak layak digunakan. Setelahnya itu dialihfungsikan kembali menjadi kantor Dinas Pertambangan kala itu.
Lalu, mulai 1925 Pemerintah Hindia-Belanda kantor Dinas Pertambangannya menjadikan Rumah itu sebagai kantor arsip milik pemerintah.
Untuk sinilah silsilah kantor arsip miliki Hindia-Belanda menjadi kantor Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kini, gedung itu tidak lagi berfungsi sebagai gedung arsip, Lantaran semua arsipnya dipindahkan Hingga Gedung ANRI yang berada Hingga Jalan Ampera.
Selain daya tarik tentang bangunan bersejarah itu, Hingga kawasan tersebut juga terdapat Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan. Pusat studi itu ,menyimpan arsip tentang perjalanan Pemimpin Negara Soekarno.
Jam Operasional dan Tiket masuk
Kelompok yang ingin berkunjung dan melihat bangunan bekas Rumah Reiner de Klerk bisa berkunjung setiap harinya mulai Untuk jam 09.00 hingga 15.00 WIB, tanpa dipungut biaya.
Sama halnya Didalam Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan pengujung tidak perlu Menerbitkan biaya dan bisa datang Hingga jam yang serupa, Akan Tetapi hanya bisa dikunjungi Untuk hari Senin sampai Jumat.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Gedung Arsip Nasional Ternyata Dulu Rumah Gubernur Jenderal Hindia Belanda