Sebuah video viral menampilkan alat berat berupa ekskavator menghantam terumbu karang Hingga pantai Minajaya, Sukabumi. Warga setempat pun geram!
Untuk video berdurasi Disekitar satu menit yang beredar viral, tampak satu unit ekskavator berwarna oranye bekerja Hingga atas hamparan karang yang sebagian tergenang air laut. Hingga sekitarnya terlihat beberapa orang pekerja.
Alat berat itu tampak aktif menghantam permukaan terumbu karang. Alat yang digunakan bukan bucket penggali biasa, melainkan breaker hammer, peranti hidrolik yang berfungsi memecah material keras seperti batu atau beton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk video, ujung besi alat tersebut berulang kali menghantam permukaan karang yang kering, Lantaran air laut Lagi surut. Setiap hentakan menghasilkan suara dentuman pendek yang Menunjukkan adanya Karya pemecahan karang Hingga tepi pantai.
Video ini memicu berbagai tanggapan Hingga media sosial. Narasi yang menyertai unggahan menyebut Karya tersebut dilakukan Hingga lokasi proyek tambak udang milik PT Berkah Semesta Maritim (BSM). Warganet menilai penggunaan alat berat Hingga area karang sama saja Bersama merusak ekosistem laut yang masih alami.
Warga Setempat Prihatin
Pemuda Desa Buniwangi, Denda, yang juga anggota Forum Kelompok dan Nelayan Minajaya Bersatu (FMNMB), menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai Karya tersebut menghancurkan struktur karang dan biota laut yang menempel Hingga dalamnya.
“Saya prihatin atas dugaan pengrusakan karang pesisir Hingga Daerah Pantai Minajaya Dari PT BSM. Penggunaan alat berat Sebagai membuat jalur pipa langsung menghancurkan struktur karang dan organisme yang menempel, Bersama dampak yang bisa bertahan puluhan hingga ratusan tahun. Apalagi seperti yang kita tahu bahwa karang Hingga kawasan Pantai Minajaya itu berfungsi sebagai penahan gelombang, habitat berbagai organisme laut, serta pengendali sedimentasi pasir dan nutrien,” kata Denda, Selasa (21/10).
Ia meminta agar kegiatan Hingga pesisir Minajaya ditinjau ulang dan dihentikan bila terbukti menimbulkan kerusakan lingkungan.
“Pembangunan harus sejalan Bersama prinsip konservasi. Jalur pipa seharusnya menghindari karang atau menggunakan metode yang tidak merusak ekosistem. Saya mendesak pihak berwenang, pemerintah, instansi Yang Berhubungan Bersama, dan lain-lain Sebagai menindaklanjuti dugaan ini secara independen, menunda kegiatan yang merusak, dan memastikan Penyembuhan ekologis jika kerusakan telah terjadi. Karang pesisir adalah warisan ekologis yang vital Untuk laut dan manusia,” ujarnya.
Lebih jauh, Denda menambahkan bahwa kawasan pantai tersebut merupakan padang lamun (seagrass) yang penting Untuk penyimpanan karbon laut.
“Lebih jauh daripada itu, perlu diketahui juga bahwa kawasan pantai tersebut merupakan kawasan padang lamun (seagrass) yang hari ini Dari dunia Lagi konsen Pada apa yang disebut sebagai blue carbon sesuai Agenda Global 14,” ucapnya.
PT BSM Buka Suara: Sudah Izin, Itu Karang Mati
Di dikonfirmasi Melewati sambungan telepon, Perwakilan PT BSM, Muklis, membenarkan bahwa pihaknya melakukan kegiatan Hingga kawasan pesisir Minajaya. Ia menyebut pekerjaan itu merupakan pemasangan pipa yang telah Merasakan izin Bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“Sudah, Karena Itu kan kita mulai UKL UPL, Sesudah Itu Bersama kementerian kelautan kemarin itu kami disurvey kembali, disurvey kami juga memastikan Karena Itu bagaimana, nggak apa-apa Pada Hingga situ enggak ada mangrove Sesudah Itu enggak ada gresi, itu indikator kalau disitu ada suruh cari tempat lain,” kata Muklis.
“Terus Hingga situ karangnya sudah dinyatakan karang mati enggak apa-apa, Pada pembobokannya tidak berlebihan. Kalau misalnya butuhnya 1 meter kali sekian ya sudah itu saja, sesuai yang kita mohonkan Hingga perizinannya itu. Karena Itu sudah enggak ada masalah, sudah diizinkan kita. (Izin) Bersama kementerian kelautan,” sambung Muklis.
Muklis menjelaskan survei lokasi dilakukan Dari pihak kementerian pekan lalu, dan kegiatan Hingga lapangan dilakukan sesuai arahan hasil survei tersebut.
“Iya tempo hari itu kita disurvey lagi, hari apa ya, minggu kemarin ya kamis atau rabu begitulah datang mereka survey Hingga sana dicek karang-karangnya, tumbuhan-tumbuhannya pakai drone segala macam. Makanya kami perintahkan vendornya Sebagai mengerjakan itu,” ujarnya.
Menurutnya, pipa itu dipasang Hingga Untuk atau bawah Lantaran nelayan setempat meminta agar pipa tidak mengganggu Karya melaut.
“Itu nelayan mintanya enggak mau pipanya nongol, alasannya mengganggu apalah, makanya pipa Sebagai menyedot itu kita tanam Hingga situ. Pipa Sebagai pengambilan air lautnya itu loh, kan kalau nongol mereka (nelayan) komplain, makanya kita tanya mau Hingga atas atau Hingga bawah. Dulu kan katanya enggak mau nongol,” tutur Muklis.
DPMPTSP Sukabumi Klaim Belum Berizin
Ke Di Yang Sama, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi, Dede Rukaya, menyebut proyek tambak udang PT BSM belum Memperoleh seluruh perizinan Hingga tingkat Lokasi.
“Info Bersama DPTR, Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) sudah terbit Bersama ATR/BPN. Berikutnya menunggu persetujuan lingkungan, bisa dicek Hingga DLH. Hingga DPMPTSP belum ada permohonan PBG Ke SIMBG,” kata Dede.
Menegaskan hal itu, Kepala Bidang Penataan Hukum Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Arli Harliana, menjelaskan bahwa persetujuan lingkungan proyek PT BSM sudah terbit.
“Persetujuan lingkungan sudah terbit. Yang berisi pengelolaan dampak, termasuk persetujuan teknis baku mutu air limbah dan rincian teknis Lb3,” kata Arli Di dikonfirmasi, Selasa (21/10/2025).
Tetapi, ketika ditanya Yang Berhubungan Bersama Karya alat berat Hingga kawasan karang, Arli menyebut hal itu berada Hingga luar kewenangan pemerintah Lokasi.
“Hasil komunikasi Bersama pimpinan sekaitan kegiatan Ke ruang sepadan dan laut menjadi kewenangan KKP,” ujarnya.
——–
Artikel ini telah naik Hingga detikJabar.
Halaman 2 Bersama 2
Simak Video “Video Laporan Ilmuwan: 80% Terumbu Karang Tropis Dunia Mati“
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Duh! Viral Terumbu Karang Hingga Pantai Sukabumi Dihantam Alat Berat, Warga Geram











