loading…
Pejabat Tingginegara Keuangan Amerika Serikat (AS), Scott Bessent mendesak mitra dagang Washington Sebagai tidak melakukan Protes balasan Pada tarif Produk Impor terbaru Pemimpin Negara Donald Trump. Foto/Dok
Upaya Trump yang disebut sebagai ‘Hari Pembebasan’ itu Meningkatkan kekhawatiran pecahnya Konflik Bersenjata dagang Internasional. Berbicara kepada Fox News tak lama Setelahnya pengumuman Trump, Bessent mengatakan bahwa pungutan tersebut bertujuan Sebagai meletakkan dasar Bagi Perkembangan ekonomi jangka panjang.
“Saran saya kepada setiap Negeri Pada ini adalah jangan membalas. Duduk, terima saja, dan mari kita lihat bagaimana kelanjutannya,” kata Menkeu AS, Bessent.
Ia memperingatkan bahwa pembalasan Akansegera menyebabkan eskalasi. Trump telah membingkai Keputusan tarif terbaru sebagai ‘Hari Pembebasan’ sebagai cara Sebagai mengembalikan Kesejaganan Perdagangan Antar Negara. Seperti diketahui Trump telah lama menuduh Negeri-Negeri Asing menyalahgunakan keterbukaan pasar AS dan “menipu” rakyat Amerika.
AS Akansegera memberlakukan tarif dasar 10% Ke semua Produk Impor mulai 5 April 2025. Sedangkan tarif timbal balik Akansegera berlaku Ke 9 April. Berikutnya tarif 25% yang ditujukan Sebagai Kendaraan Pribadi dan truk mulai berlaku Ke 3 April, Didalam tarif yang sama Ke suku cadang Kendaraan Pribadi Akansegera menyusul Ke 3 Mei.
Negeri-Negeri yang ditargetkan Didalam tarif timbal balik termasuk China (34%), India (26%), Jepang (24%), Korea Selatan (25%) dan Afrika Selatan (30%). Trump juga memberlakukan bea masuk 20% Ke Barang Dagangan-Barang Dagangan asal Uni Eropa, dimana Ia menyebut anggota blok itu sebagai “pedagang yang sangat tangguh.”
Para pemimpin dunia mengutuk perubahan besar tarif Produk Impor AS. Pemimpin Negara Komisi Eropa, Ursula von der Leyen Ke hari Kamis menyebutnya, sebagai “pukulan besar Bagi ekonomi dunia.”
“Konsekuensinya Akansegera mengerikan Bagi jutaan orang Ke seluruh dunia,” katanya.
Pemimpin Negara Komisi Eropa juga menambahkan, bahwa Uni Eropa Sebagai Sambil Itu siap Sebagai bernegosiasi, Akan Tetapi Uni Eropa juga siap Sebagai merespons Didalam Protes balasan.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Duduk Diam dan Terima Saja