loading…
Merespons ancaman Pemimpin Negara Amerika Serikat (AS), Donald Trump kepada BRICS Sebagai kesekian kalinya, Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov Menyatakan Pendapatnya. Foto/Dok
Seperti diketahui BRICS adalah sebuah organisasi yang terdiri Untuk Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Trump mengklaim bahwa BRICS Memperoleh “Keputusan anti-Amerika” dan Berkata bahwa dia Berencana memberlakukan tarif kepada kelompok tersebut dan sekutunya.
Menjawab hal itu, Peskov mengutarakan, bahwa BRICS “tidak merespons ancaman” dan tidak berpihak melawan Bangsa mana pun. Baca Juga: Strategi Terbaru Dedolarisasi BRICS, India Izinkan 30 Bangsa Berdagang Bersama Rupee
Peskov mengatakan, kepada para wartawan bahwa perdagangan Ditengah Rusia dan AS “mendekati nol” Lantaran perusahaan-perusahaan AS masih belum kembali Sesudah meninggalkan Rusia Di invasi Ukraina Ke tahun 2022. Tetapi, dia Menunjukkan bahwa “kerja sama Bersama pengusaha Rusia” Berencana menguntungkan Untuk ekonomi AS.
Sebelumnya Itu Pemimpin Negara Amerika Serikat, Donald Trump Berkata bahwa langkah-langkah tambahan yang ia ancamkan Pada India Ke Ditengah Konflik Bersenjata dagang dapat memengaruhi Bangsa-Bangsa BRICS, yang menurutnya Memperoleh Keputusan anti-Amerika. Hal ini disampaikan Trump kepada wartawan Ke Gedung Putih.
“Kami Lagi melakukan Dialog Antar Negara, dan ini berkaitan Bersama BRICS. Anda tahu, ini adalah kelompok Bangsa yang cenderung melawan AS, dan India adalah salah satu anggotanya. Bisa Anda bayangkan,” ujar Trump, mengkritik tarif tinggi India Pada Produk-Produk AS dan hubungan New Delhi Bersama Rusia.
“Ini adalah serangan Pada Matauang Asing, dan kita tidak Berencana membiarkan siapa pun menyerang Matauang Asing. Karena Itu ini sebagian Yang Terkait Bersama Bersama BRICS, dan sebagian lagi Yang Terkait Bersama Bersama perdagangan. Kita Memperoleh defisit perdagangan yang sangat besar.”
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: BRICS Kembali Diancam Trump Bersama Tarif, Begini Respons Kremlin