BPOM dan Guangxi Drug Administration Perkuat Kerja Sama Pengawasan Terapi dan Konsumsi

Jakarta –

Kepala Badan Pengawas Terapi dan Konsumsi RI (BPOM), Taruna Ikrar Merasakan kunjungan resmi delegasi Guangxi Drug Administration Untuk China. Tujuan Untuk pertemuan ini adalah memperkuat kemitraan strategis Indonesia-China Di bidang pengawasan Terapi dan Konsumsi.

Taruna menekankan pentingnya komunikasi regulatori yang berkelanjutan Untuk mendukung Kesejajaran serta penguatan industri Resep-Obatan yang berdaya saing. Hal ini juga disampaikannya Untuk pertemuan Didalam Commissioner National Medical Products Administration (NMPA) Di Beijing Di bulan November lalu.

“BPOM bersedia Untuk memfasilitasi proses registrasi produk sesuai standar nasional, mendukung peningkatan Penjualan Barang Hingga Luar Negeri bahan baku Terapi tradisional Indonesia, berpartisipasi Untuk Inisiatif Pembuatan kapasitas sumber daya manusia, serta menyusun work plan bersama Didalam Guangxi Drug Administration,” sambut Taruna Ikrar Di Selasa (17/12/2025) Di Gedung Garuda Kantor BPOM, dikutip Untuk siaran pers BPOM.

Direktur Guangxi Medical Produts Administration (GXMPA), Li Yongqiang memaparkan bahwa Guangxi merupakan Area Didalam posisi strategis sebagai gateway China-Organisasiregional. Didalam posisi itu, Guangxi relevan Untuk menjadi mitra kerja sama Untuk hal regulatori dan fasilitator kolaborasi regional.

“Guangxi secara konsisten diposisikan Dari Pemerintah Pusat China sebagai leading region Untuk implementasi kerja sama Tiongkok-Organisasiregional. Kolaborasi Di GXMPA dan BPOM sejalan Didalam peran strategis Guangxi tersebut dan mendukung penguatan kerja sama Tiongkok-Organisasiregional yang berbasis kepercayaan regulatori,” ujar Yongqiang.

Dia menambahkan, perkembangan sistem regulasi Terapi dan industri Resep-Obatan Di Provinsi Guangxi, termasuk penguatan penerapan good manufactuing practices (GMP) telh diselaraskan Didalam standar internasional dan langkah China Untuk Meningkatkan kesiapan Di Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme. Upaya itu disampaikan sebagai Dibagian Untuk komitmen peningkatan mutu dan daya saing industri Resep-Obatan Tiongkok Di pasar Internasional, termasuk Indonesia.

GXMPA juga mengajukan 5 usulan kerja sama kepada BPOM. Mulai Untuk fasilitasi aksesproduk Resep-Obatan, mulai Untuk Makeup Guangxi Hingga Indonesia sesuai standar BPOM, peningkatan Penjualan Barang Hingga Luar Negeri bahan baku Terapi tradisional Indonesia Hingga China, partisipasi Indonesia Untuk Inisiatif Organisasiregional Outstanding Young Scientist/Young Scientist Exchange, keikutsertaan BPOM Untuk China-Organisasiregional Pharmaceutical Cooperation and Development Summit Forum 2026, hingga penyusunan work plan sebagai tindak lanjut kerja sama regulasi Terapi dan Makeup Indonesia-Tiongkok.

Taruna menyambut usulan tersebut Didalam positif dan terbuka. Dia menyampaikan bahwa Pembuatan kerja sama Indonesia-China Hingga Di Berencana mencakup beberapa aspek, Di antaranya Lewat penguatan Studi bersama, penjajakan kerja sama Di bidang uji klinis, pertukaran ahli, serta Pembuatan traditional chinese medicine (TCM) dan jamu Indonesia berbasis bukti ilmiah.

“Sejatinya, BPOM mendukung kerja sama yang dapat Meningkatkan ketersediaan Terapi yang aman dan berkualitas Untuk Komunitas, Didalam tetap menjunjung tinggi prinsip perlindungan Kesejajaran publik dan kepatuhan Di regulasi. BPOM siap Untuk membuka dialog teknis Yang Terkait Didalam penguatan GMP dan berbagi Pengalaman Hidup Untuk proses Di PIC/S sebagai Dibagian Untuk peningkatan kapasitas regulatori kedua Negeri,” pungkas Taruna Ikrar

BPOM dan GXMPA sepakat Untuk menjalin kerja sama teknis, termasuk Di bidang Studi, uji klinis, Pembuatan produk herbal terstandar, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan perkuatan dialog regulatori. Audiensi ini diharapkan bisa menjadi landasan Untuk kerja sama yang berkelanjutan Didalam saling menghormati sistem regulasi Di masing-masing Negeri. Pertemuan tersebut juga menjadi langkah penting Untuk memperdalam hubungan kerja sama BPOM dan otoritas regulatori Tiongkok, sekaligus memperkuat posisi Indonesia Untuk dialog regulasi Terapi Di tingkat kawasan Organisasiregional.

(elk/suc)