loading…
Wakil Pembantu Presiden Tim Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono. FOTO/dok.SindoNews
Wakil Pembantu Presiden Tim Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono menekankan bahwa defisit ini masih jauh Di target APBN sebesar 2,53 persen Di PDB, Menunjukkan pengelolaan fiskal yang hati-hati.
“Defisit Dana sebesar 0,43 persen Di PDB dibandingkan Di target APBN sebesar 2,53 persen Di PDB Menunjukkan pengelolaan fiskal yang hati-hati Pada bulan yang berjalan tadi. Kinerja ini Menunjukkan Pendesainan keuangan yang cermat dan pelaksanaan Dana yang responsif Di Berusaha Mengatasi dinamika perekonomian,” ujar Thomas Di HSBC Summit 2025, Selasa (22/4/2025).
Menurut Thomas, hingga akhir Maret 2025, kinerja APBN Ke Umumnya dinilai cukup baik. Pendapatan Bangsa tercatat sebesar Rp516,1 triliun atau 17,2 persen Di target sebesar Rp3.005,1 triliun. Angka ini juga Menunjukkan kenaikan sebesar 10,5 persen dibandingkan bulan Sebelumnya Itu.
Rincian pendapatan Bangsa terdiri Di penerimaan Ppn sebesar Rp400,1 triliun (Penerimaan Ppn Rp322,6 triliun dan Kepabeanan & Cukai Rp77,5 triliun) dan Penerimaan Bangsa Bukan Ppn (PNBP) sebesar Rp115,9 triliun.
Sambil, realisasi belanja Bangsa mencapai Rp620,3 triliun atau 17,1 persen Di target APBN. Realisasi belanja ini hampir dua kali lipat dibandingkan total belanja bulan Sebelumnya Itu yang sebesar Rp348,1 triliun.
Belanja Bangsa tersebut meliputi belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp413,2 triliun (Belanja K/L Rp196,1 triliun dan Belanja Non K/L Rp217,1 triliun) dan Peralihan Hingga Lokasi sebesar Rp207,1 triliun.
Thomas menjelaskan bahwa belanja Pemerintah Pusat diprioritaskan Sebagai Langkah-Langkah yang Memberi manfaat langsung kepada Kelompok, seperti Pemberian operasional sekolah, Langkah Belajar dan Keadaan, Pemberian Agrikultur, Bantuan Pemerintah, serta pembangunan infrastruktur, terutama Hingga sektor Agrikultur.
Pemerintah juga dinilai cepat Menyesuaikan Di berbagai tantangan Internasional, termasuk peningkatan ketegangan perdagangan dan volatilitas pasar yang terjadi belakangan ini. Adaptasi ini dilakukan Melewati strategi keuangan yang prudent dan berwawasan Hingga Didepan.
“Kendati Situasi eksternal masih sulit diprediksi, kita terus Berusaha mendukung prioritas pembangunan, menjaga Ketahanan hutang, dan terus memperkuat reformasi pengelolaan keuangan Bangsa,” pungkasnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: APBN Maret 2025 Defisit Rp104,2 Triliun, Wamenkeu Sebut Pendesainan Keuangan yang Cermat