Jakarta –
Wachuka Gichohi (41) masih berjuang mengatasi long COVID yang diidapnya meski telah dinyatakan negatif 4 tahun lalu. Hingga Di ini dia masih Merasakan kelelahan, serangan panik dan banyak Tanda-Tanda lainnya yang membuatnya takut mati Di malam hari.
Studi terbaru Menginformasikan Penghayatan jutaan pasien seperti Gichohi. Mereka Menunjukkan bahwa Lebihterus lama seseorang sakit, Lebihterus rendah peluangnya Sebagai pulih sepenuhnya.
Waktu terbaik Sebagai Perawatan adalah enam bulan pertama Setelahnya terkena COVID-19. Orang-orang yang gejalanya berlangsung Di enam bulan dan dua tahun cenderung tidak pulih sepenuhnya.
Gichohi didiagnosis COVID-19 Di tahun 2020. Empat tahun setelahnya, Tanda-Tanda yang dia alami tak hilang meski sudah dinyatakan negatif.
“Untuk pasien yang telah berjuang Pada lebih Di dua tahun, Kemungkinan Sebagai pulih sepenuhnya “Berencana sangat tipis,” kata Manoj Sivan, seorang profesor kedokteran rehabilitasi Di Universitas Leeds dan salah satu penulis temuan yang diterbitkan Di The Lancet dikutip Di Reuters.
Long COVID didefinisikan sebagai Tanda-Tanda yang bertahan Pada tiga bulan atau lebih Setelahnya Penyakit Menyebar awal, melibatkan serangkaian Tanda-Tanda mulai Di kelelahan ekstrem hingga kabut otak, sesak napas, dan nyeri sendi.
Gejalanya dapat berkisar Di ringan hingga sangat melumpuhkan, dan belum ada tes diagnostik atau Perawatan Medis yang terbukti, Walaupun para ilmuwan telah membuat kemajuan Di teori tentang siapa yang berisiko dan apa yang Mungkin Saja menyebabkannya.
Secara Dunia, diperkirakan ada 62 juta hingga 200 juta orang yang Merasakan long COVID.
“Itu bisa berarti Di 19,5 juta hingga 60 juta orang Berjuang Di gangguan Pada bertahun-tahun berdasarkan Prediksi awal,” kata Sivan.
Ada beberapa hipotesis mengenai long COVID. Studi Menunjukkan mayoritas yang Merasakan long COVID-19 ketika pertama kali terinfeksi, belum pernah atau belum berkesempatan Merasakan Imunisasi.
“Ini terjadi Di semua Bangsa, termasuk Di Indonesia, Di Indonesia hanya masalah data, tetapi kita bisa melihat sekeliling kita Justru Di keluarga sendiri, yang menjadi mudah sakit, Sebelumnya Itu saya bisa jalan lebih jauh, sekarang lebih capek, misalnya,” epidemiolog Dicky Budiman kepada detikcom.
Di Indonesia sendiri, Kejadian Luar Biasa Long COVID Di Indonesia pernah diteliti Dari RSUP Persahabatan Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dan Perhimpunan Ahli Kebugaran Paru Indonesia (PDPI). Tanda-Tanda long COVID paling dominan Di lain:
- Kelelahan 29,41 persen
- Batuk 15,55 persen
- Nyeri otot 11,7 persen
- Sesak napas 11,2 persen
- Sakit kepala 11 persen
- Nyeri sendi 9 persen
(kna/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Separah Ini Efek Long COVID, Ada yang Masih Sakit Meski Negatif 4 Tahun Lalu