Jakarta –
Okupansi hotel berbintang Ke Indonesia Ke awal tahun masih rendah Ke bawah 50 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Di hotel klasifikasi bintang mencapai 48,38% Di Januari 2025.
Angka itu Merasakan penurunan sebesar 9,68% dibandingkan bulan Sebelumnya Itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“TPK Januari 2025 mencapai 48,38% atau Merasakan penurunan secara bulanan sebesar 9,68%. Akan Tetapi Merasakan peningkatan secara tahunan sebesar 1,66%,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah Ke akun YouTube BPS.
Sambil TPK hotel klasifikasi hotel bintang Februari 2025 tercatat 47,21%. Angka itu juga Merasakan penurunan baik secara bulanan dan secara tahunan masing-masing sebesar 1,17% dan 2,24%.
BPS mencatat terdapat 20 provinsi yang Merasakan penurunan TPK hotel klasifikasi bintang Di Januari-Februari 2025. Sambil sisanya sebanyak 18 provinsi yang Merasakan peningkatan.
TPK hotel klasifikasi bintang tertinggi Di Februari 2025 tercatat Ke Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 59,07%. “Hal ini didorong banyaknya Peristiwa yang diselenggarakan Ke Jakarta, seperti Pentas Musik dan pameran sepanjang tahun Februari 2025,” ujarnya.
Lama menginap
Rata-rata lama menginap tamu hotel bintang Ke Indonesia Di Februari 2025 mencapai 1,58 malam, Merasakan penurunan 0,04 Skor dibandingkan Februari 2024 (y-on-y).
Apabila dibandingkan bulan Sebelumnya Itu (m-to-m), rata-rata lama menginap tamu hotel bintang Di Februari 2025 Merasakan kenaikan sebesar 0,01 Skor, dimana rata-rata lama menginap Januari 2025 sebesar 1,57 malam.
Umumnya, rata-rata lama menginap tamu Foreign lebih tinggi daripada tamu Indonesia. Di bulan Januari 2025, rata-rata lama menginap tamu Foreign tercatat 2,62 malam, Sambil tamu Indonesia hanya sebesar 1,46 malam. Di bulan Februari 2025, rata-rata lama menginap tamu Foreign sebesar 2,37 malam, sedangkan tamu Indonesia sebesar 1,49 malam.
Penurunan tingkat okupansi hotel juga terjadi Ke Bali. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan menyebut penurunan tingkat penghunian kamar (TPK) alias okupansi hotel Ke Bali yang makin anjlok bakal menimbulkan efek domino besar. Sebab, perekonomian Bali Pada ini dimotori Dari Perjalanan Ke Luarnegeri.
“Ke dalamnya ada akomodasi dan konsumsi. Kalau itu terganggu efek dominonya besar, termasuk ketenagakerjaan. Tapi, mudah-mudahan engga (terjadi), kan itu trennya memang Februari turun, lalu Ke Maret naik lagi dan high season itu naik,” ujar Agus dikutip Untuk detikBali.
@detiktravel
detikers, kalian pasti sering dengar nama Kalimantan atau kadang disebut juga Borneo, tapi… kedua nama tersebut beneran sama gak sdetikers, kalian pasti sering dengar nama Kalimantan atau kadang disebut juga Borneo, tapi… kedua nama tersebut beneran sama gak sih? 🤨 Dibalik dua nama ini, ternyata ada cerita panjang yang nggak banyak orang tahu. Sebuah kisah yang melibatkan sejarah, pengaruh kekuasaan, dan jejak bangsa Foreign yang masih terasa sampai sekarang. Tapi tunggu dulu, bukan cuma soal nama, ada fakta Menarik Perhatian soal Kalimantan yang bikin kamu bakal lihat pulau ini Di cara berbeda. Penasaran? Yuk, cari tahu jawabannya Untuk video berikut! Host: Angel Editor: Nana #detiktravel #detikkalimantan #tambahtahu #borneo
♬ original sound – detikTravel
(ddn/ddn)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Okupansi Hotel Ke Awal Tahun Turun, Awas Ada Efek Dominonya