Meningkatkan pemahaman tentang Kemungkinan dan tantangan Di Pelatihan konsumen dan model Usaha inklusif Di Usaha perlindungan tanaman. Foto/Dok
Peristiwa yang dihadiri produsen produk perlindungan tanaman (perusahaan agrokimia), komisi pestisida, asosiasi Pertanian, pengamat dan pakar pemasaran ini diisi Bersama presentasi hasil Kajian dan talkshow.
Peristiwa ini diharapkan menjadi wadah berbagi pengetahuan hasil Kajian praktis maupun Pengalaman Hidup antar pemangku kepentingan sektor swasta dan Meningkatkan pemahaman tentang Kemungkinan dan tantangan Di Pelatihan konsumen dan model Usaha inklusif Di Usaha perlindungan tanaman.
CEO PRISMA, Mohasin Kabir membuka Peristiwa dan memaparkan hasil studi PRISMA Di 2024 yang Menunjukkan bahwa perusahaan yang condong Hingga arah strategi pemasaran berbasis Pelatihan Memiliki brand awareness 56% lebih kuat dibandingkan perusahaan yang strategi pemasarannya masih menitikberatkan hard selling.
Agen lapangan perempuan dapat mendongkrak Kemajuan Usaha perusahaan agrokimia Lantaran lebih efektif Untuk menjangkau segmen petani perempuan dan petani usia lanjut.
Mohasin menambahkan, “Masih rendahnya partisipasi petani perempuan Di upaya-upaya perlindungan tanaman, khususnya Di mengatasi Penyakit tanaman dan hama, menjadikan perusahaan belum bisa menjangkau lebih banyak konsumen Di segmen ini. Adapun hasil studi kami memperlihatkan potensi Usaha Untuk menjangkau segmen petani perempuan Bersama memperkerjakan agen lapangan perempuan.”
Ketua Regu Teknis Komisi Pengawas Pestisida, Prof. Dadang Hermana yang ikut membuka Peristiwa Berkata, bahwa profil petani Indonesia Di beberapa tahun terakhir cenderung masih sama seperti: Belajar dan penguasaan Keahlian yang rendah, Supaya Pelatihan Di petani masih menjadi Nilai penting.
“Peningkatan pengetahuan Pemakai, peningkatan cara Alat Lunak, peningkatan mutu pestisida, peningkatan pengawasan pestisida dan penguatan regulasi adalah kolaborasi yang harus dilakukan stakeholder agar penggunaan pestisida Di Indonesia Lebih baik serta Kesejaganan petani ikut Meresahkan,” ungkap Dadang.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Merangsang Pemasaran Pertanian yang Edukatif dan Inklusif Untuk Petani