Karanganyar –
Pendaki gunung Lawu diwajibkan oknum menyewa kain Rp 5 ribu Pada Akansegera melewati jalur tertentu. Pemkab Karanganyar merespon Bersama membuka jalur pendakian lama.
Dinas Wisata Internasional, Pemuda, dan Latihan (Disparpora) Kabupaten Karanganyar Melakukan mediasi buntut polemik pendaki Gunung Lawu Via Candi Cetho yang diwajibkan Bersama oknum Untuk menyewa kain khusus sebesar Rp 5 ribu.
Di mediasi itu dihadiri Perhutani, Pengelola Lembaga Kelompok Desa Hutan (LMDH) Wono Tirto, hingga Muspika Jenawi. LMDH Wono Tirto diketahui menutup jalur lama dan membuat jalur Terbaru yang melintasi tempat yang Disorot sakral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama jalur itu, pendaki Akansegera sampai Ke Pamongkasan Brawijaya, dan diwajibkan mengenakan kain khusus Untuk melewati tangga sekira 100 meter. Ada tarif yang dikenakan Untuk biaya sewa kain tersebut yaitu sebesar Rp 5 ribu.
Hal itu pun dipersoalkan Bersama para pendaki. Mereka menilai itu termasuk pungli dan ilegal. Permasalahan ini juga sampai viral Ke media sosial.
“Ke candi Cetho ini sudah ada jalur yang bersebelahan Bersama jalur yang (dibuat) Pak Jayadi. (Jalur lama) masih tanah, kalau jalur yang dibuat Pak Jayadi dan kelompoknya membuat yang agak lebih baik. Per hari ini, jalur (lama) yang ditutup sudah kita buka,” kata Kepala Disparpora Kabupaten Karanganyar Hari Purnomo, Pada ditemui awak media Ke Candi Cetho, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.
Hari mengatakan LMDH Wono Tirto menutup jalur lama Bersama pagar kayu. Supaya para pendaki harus berbelok Ke jalur Terbaru Ke arah Babar, dan bertemu Bersama pos persewaan kain yang dikelola Jayadi selaku Ketua LMDH Wono Tirto.
Setelahnya diminta memberhentikan operasional LHMD Wono Tirto Ke kawasan jalur Babar, Anggrasmanis, Hari menegaskan persewaan kain juga sudah tidak ada.
“Memberhentikan, berarti kainnya sudah tidak ada. Kalau pemberhentian operasional berarti sudah tidak ada orangnya (yang menunggu),” jelasnya.
Salah seorang Volunteer Anak Gunung Lawu Via Cetho Eko mengatakan, pihaknya Akansegera terus menjaga agar jalur lama Bersama Candi Kethek hingga Pos 1 tetap dibuka. Papan pengumuman juga Akansegera dipasang lagi Untuk memudahkan petunjuk arah para pendaki.
“Iya (jalur lama) itu dipagari. Kemarin sempat kita buka, tapi Pada teman-teman balik posko (jalur lama) ditutup lagi. Kita laporan Ke atasan kita ada kendala ini, sudah ada respons, sudah disurati Bersama Perhutani tapi masih begitu saja. Bersama pengelola kain itu (LMDH Wono Tirto) ngeyel,” kata Eko.
Eko menegaskan, jalur Terbaru yang Lewat via Babar tidak resmi. Untuk Mengharapkan jalur lama ditutup lagi, Volunteer AGL Cetho Akansegera berjaga.
“Pembangunan (jalur Terbaru) Dari 2019, tapi Untuk operasional Setelahnya Wabah Internasional COVID-19 tahun 2021, dan mulai dibelokan,” jelasnya.
Wakil ADM Perhutani KPH Solo, Bambang Sunarto, Dasar diberhentikannya operasional LMDH Wono Tirto, Lantaran Perjanjian Kerja Sama (PKS) Bersama Perhutani sudah dicabut Dari 10 Juli 2024. Dan Pada ini, izin atas pengajuan PKS yang Terbaru belum diterbitkan. Supaya kalau masih nekat ada aktifitas, pihaknya Akansegera menghentikan.
“Sesuai assessment KPH Perhutani Solo yang ter-BAB tertanggal 10 Juli 2024, bahwa wisata yang dikelola pak Jayadi sudah dinyatakan ditutup. Kita Akansegera menghentikan (jika masih ada operasional),” kata Bambang.
Jayadi Ngotot Rp 5 Ribu Itu Bukan Pungli
Ketua LMDH Wono Tirto Desa Anggrasmanis, Jayadi, menyebut kegiatannya bukan pungli, Akan Tetapi hanya dana sukarela Untuk Perawatan Medis dan operasional kawasan wisata religi Ke Area LMDH Wono Tirto.
“Uang Rp 5 ribu itu kita tidak memaksakan, kalau pakai kain wajib. Kalau ada uang Untuk bersih-bersih jalur, dan Perawatan Medis pipa,” kata Jayadi.
Akan Tetapi Jayadi masih keukeuh Bersama aktivitasnya soal persewaan kain Untuk menjaga kesakralan Pamongkasan Brawijaya. Dia Akansegera menutup persewaan kain itu juga Ke lokasi yang lain juga ditutup.
“Kesepakatannya tadi saya siap menghentikan operasional. Tapi kalau saya menghentikan tidak pakai kain, saya masih menunggu penutupan religi lainnya. Kalau masalah kain saya tetap belum bisa Memperoleh. Tapi Bersama kesepakatan tadi, saya siap berhenti Untuk operasional apapun Ke wisata religi tersebut,” pungkasnya.
——–
Artikel ini telah naik Ke detikJateng.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Heboh Pendaki Lawu Wajib Sewa Kain Rp 5 Ribu, Pemkab Buka Jalur Pendakian Lama