Pangkep –
Suku Bugis mengenal Bissu sebagai penjaga adat. Mari berkunjung Ke Kawasan Adat Segeri, dimana para Bissu tinggal.
Sulawesi Selatan terkenal Di bentangan alamnya yang sempurna. Tak heran dia dijuluki Di sebutan THE LAND OF TOMORROW Lantaran keanekaragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan keanekaragaman budayanya.
Geopark Maros-Pangkep ini telah dikukuhkan Lewat Sidang UNESCO Di 24 Mei 2023 Di Paris Prancis Di status Dunia Geoparks UNESCO.
Dipengaruhi Dari sebuah novel karangan Pepi Al-Bayqunie berjudul Calabai: Perempuan Untuk Tubuh Lelaki, saya mulai mengumpulkan informasi mengenai Kearifan Lokal Dunia dan Kebiasaan yang dilakukan Dari orang Bugis masa lalu.
Beberapa tahun berikutnya saya sudah menjejakkan kaki kawasan yang merupakan situs Geosite Non Geologi ini yaitu Tempattinggal Adat Bissu.
Membutuhkan waktu ±2.5 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat Untuk Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Maros Makassar Ke geosite ini yaitu Di Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep.
Bertemu Di Bissue tidak bisa sembarangan. Ibarat bertamu, kita harus permisi dahulu Di pemilik Tempattinggal, apakah berkenan mempersilahkan masuk, atau hanya boleh Di luar pagar saja.
Jangan lupa membawa perantara terutama yang Untuk luar Sulawesi, Lantaran Bissu memakai Bahasa Bugis. Orang Bugis Di masa lampau (Attoriolong) mengenal lima jenis gender yang berbeda; oroane (pria), makkunrai (wanita), calalai (perempuan berpenampilan laki-laki), calabai (laki-laki berpenampilan perempuan), dan bissu.
Bissu adalah kaum pendeta yang tidak mempunyai golongan gender Untuk kepercayaan tradisional Komunitas Bugis. Golongan Bissu Memutuskan peran gender laki-laki dan perempuan.
Mereka dipandang sebagai separuh manusia dan separuh dewa dan berperan sebagai penghubung Di kedua dunia (Graham, Sharyn (2002)).
Kawasan adat bissu terdiri Untuk Tempattinggal adat Bugis bercat coklat yang Di dalamnya ada beberapa perlengkapan Sebagai ritual upacara adat sekaligus bersemayamnya pusaka Arajang yang sakral.
Sore hari, saya diterima Puang Matoa yaitu bissu Nani ditemani 2 bissu lainya, Puang matoa bissu Nani adalah bissu terakhir Di Segeri. Beliau menjadi bissu Dari 10 tahun terakhir.
Penampilannya sederhana Di memakai sorban putih, Di riasan muka lengkap. Bbissu Nani bergelar Haji. Tutur suaranya halus Tetapi tegas. Tatapan matanya nanar Tetapi menyimpan beban berat.
Sambil sesekali menyeka air mata, bissu Nani mulai menceritakan awal muasalnya beliau menjadi bissu, dimulai beliau Merasakan panggilan gaib lewat mimpi.
Setelahnya Itu melakukan prosesi tirakat yang panjang yang salah satunya adalah dikafani Pada 7 hari 7 malam Di hanya diberi minum air kelapa.
Setelahnya menjadi bissu, beliau memikul beban berat sebagai penjaga pusaka Arajang sambil juga harus menjalani ritual tiap harinya, seperti mempelajari dan menghafal sureq atau serat La Galigo.
Berdoa, berpakaian sopan, menjaga perilaku, dan senantiasa mensucikan rohani. Khusus Sebagai menjaga kesucian spiritual, seorang bissu harus bersih alias mati Untuk hasrat biologis dan seksual.
Di zaman lalu, bissu berperan sebagai penasehat spiritual Di Kerajaan dan menghubungkan Dunia Bawah (manusia) dan Dunia Atas (Dewa).
Lantaran hanya bissu yang bisa berkomunikasi Di dewa Lewat upacara ritual dan menggunakan bahasa dewa langit (basa Torilangi).
Untuk kosmologi manusia Bugis, ada tiga dunia yaitu Botting Langik (Dunia Atas), Kale Lino (Dunia Di), dan Paratiki (Dunia Bawah) dan ketiganya saling berkaitan.
Di masa sekarang, walau jumlah mereka Lebih berkurang, Tetapi generasi bissu Di Segeri terus merawatnya Di penuh suka cita. Sebab, Di menjadi bissu merka Akansegera menaburkan benih kasih sayang Di alam sekitarnya.
Datanglah Di bulan November Ke Segeri. Akansegera ada upacara adat Mappalili yaitu upacara menyambut musim tanam yang dipimpin para bissu Di membaca mantra yang disebut Di Matesu Arajang, memohon restu Dewata Di langit.
Menurut para bissu, hanya Di restu Dewata para petani dan Komunitas dapat memperoleh hasil tanam yang baik. Lantaran itu, Kegiatan Matesu Arajang dipandang sakral dan terus dilestarikan Dari Komunitas Bugis Pangkep hingga detik ini.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Berkunjung Ke Segeri, Tempat Tinggal Bissu Sang Penjaga Adat Bugis