loading…
Pengamat Agrikultur Khudori menilai beras Ke gudang Bulog perlu segera disalurkan Bagi menghindari turun mutu atau Malahan rusak. FOTO/Ilustrasi
Jumlah ini diyakini Berencana terus bertambah seiring membesarnya penyerapan. Sebanyak 1,792 juta ton Bersama 2,34 juta ton adalah sisa stok beras akhir 2024, yang sebagian besar berasal Bersama Perdagangan Masuk Negeri. Sambil, Di 436 ribu ton (18,6%) Bersama 2,34 juta ton beras telah berusia 7-12 bulan, Malahan ada hampir 55 ribu ton (2,3%) berusia lebih setahun. Mayoritas, yakni Di 1,079 juta ton (46,1%), beras berusia 4-6 bulan.
Yang Terkait Bersama Kebugaran tersebut, pengamat Agrikultur Bersama Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan bahwa idealnya beras hanya disimpan Di 4 bulan. Lebih Bersama 4 bulan beras harus dikeluarkan Bersama gudang Bagi disalurkan agar tidak Berpotensi Bagi turun mutu, atau Malahan rusak.
“Beras yang disimpan Ke gudang memerlukan Penanganan. Kian lama penyimpanan kian besar biaya Penanganan. Ini Berencana membebani Bulog sebagai korporasi. Samping Itu, jika ada beras rusak Ke gudang, Bulog pasti dihujat. Temuan beras berkutu Ke gudang Bulog Ke Yogyakarta, Maret 2025 lalu saja sudah membuat gaduh, apalagi bila ada beras rusak,” ungkap Kudhori Di keterangan tertulisnya, Minggu (20/4/2025).
Yang Terkait Bersama alasan Bulog hanya menyimpan beras Ke gudang, Kudhori mengatakan bahwa menurut aturan penggunaan cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola badan itu memang harus atas perintah pemilik Produk. Akhir 2024, kata dia, Kepala Negara Prabowo Subianto menyetujui penyaluran Pemberian Ketahanan Pangan beras Ke 2025 diberikan 6 bulan. Pemberian itu menyasar 16 juta keluarga miskin, yang masing-masing diberi 10 kg/keluarga/bulan. Total Pemberian mencapai 960 ribu ton. Rencananya Pemberian disalurkan Januari-Februari 2025 Di paceklik.
“Akan Tetapi, belum sempat disalurkan, pemerintah memutuskan penyaluran Pemberian Ketahanan Pangan beras ditunda. Alasannya, produksi beras melimpah. Di tiga bulan pertama tahun 2025 produksi padi naik lebih 50% dibandingkan periode sama Ke tahun lalu,” tuturnya.
kan tetapi, jelas Kudhori, membandingkan produksi awal tahun ini yang Kebugaran iklim/cuaca normal Bersama awal tahun lalu yang dilanda El Nino tidaklah tepat. Sebab, Kebugaran keduanya amat berbeda. Merujuk BMKG, El Nino berlangsung Juni 2023 hingga April 2024. Ini yang membuat produksi beras tertekan, termasuk Ke 3 bulan awal 2024. Produksi 3 bulan awal 2024 hanya 5,6 juta ton beras.
Juga akibat El Nino, puncak produksi beras 2024 bergeser Bersama Maret Di April. Maka Itu, produksi 3 bulan 2025 lebih tepat dibandingkan produksi 3 bulan awal 2023 atau 2022. Produksi beras 3 bulan awal 2023 mencapai 9,32 juta ton, lebih besar Bersama produksi 3 bulan awal 2025 yang sebesar 9,04 juta ton.
“Lagi pula mengklaim produksi beras Ke Januari-Februari 2025 melimpah –Sebab naik tinggi ketimbang Januari-Februari 2024– tidak tepat. Apabila paceklik dimaknai produksi dikurangi konsumsi Ke bulan yang sama terjadi defisit, Januari-Februari 2025 sebenarnya termasuk paceklik,” kata dia.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Beras Bulog Harus Segera Disalurkan