Ke balik cerita getir yang dihadirkannya, Sinema Ipar Adalah Maut membawa pesan penting tentang hubungan interpersonal dan komunikasi Di Rumah tangga. Foto/IMDb
Demikian disampaikan Dari Stefanus Andriano, M.Si, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, yang ikut menyoroti kisah Di Sinema box office tersebut.
Nisa (istri), Aris (suami), dan Rani (ipar) -para tokoh utama Di Sinema Ipar Adalah Maut- digambarkan Merasakan kesulitan Di berkomunikasi secara efektif. Menurut Stefanus, ketidakterbukaan serta kurangnya komunikasi asertif memicu kesalahpahaman, pertengkaran, dan Malahan perselingkuhan.
“Komunikasi asertif adalah kemampuan menyampaikan pesan Bersama jelas, jujur, dan tegas, Tetapi tetap menghormati orang lain,” katanya.
Di konteks Sinema ini, lanjut Stefanus Andriano, komunikasi asertif dapat membantu Nisa, Aris, dan Rani Sebagai mengungkapkan perasaan serta kebutuhan mereka Bersama jelas tanpa menyalahkan atau menyerang orang lain. Ke Di Itu juga mendengarkan Bersama penuh perhatian dan Melakukanupaya memahami sudut pandang orang lain serta menyelesaikan konflik secara damai dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Stefanus Andriano memaparkan, kurangnya komunikasi asertif Di “Ipar Adalah Maut” membawa konsekuensi negatif Untuk hubungan keluarga. Antara lain ketidakpercayaan dan kecemburuan.
“Karakter saling mencurigai dan merasa cemburu, memicu perselisihan dan keretakan Di hubungan,” ujar Stefanus Andriano.
Kurangnya komunikasi asertif juga menimbulkan konflik dan pertengkaran, Malahan Tindak Kekerasan dan perselingkuhan.
“Puncak Di komunikasi yang buruk adalah terjadinya Tindak Kekerasan verbal dan Malahan perselingkuhan, yang Lebih memperparah situasi dan mengancam keutuhan Rumah tangga,” terang Stefanus Andriano.
Lantas, pelajaran berharga apa yang bisa didapatkan Di Sinema Ipar Adalah Maut?
“Sinema ini menjadi pengingat bahwa komunikasi yang efektif merupakan Kunci Di membangun hubungan yang sehat dan harmonis, termasuk Di Rumah tangga. Kejujuran, keterbukaan, dan kesediaan Sebagai saling memahami menjadi elemen penting Di komunikasi asertif,” jawab Stefanus Andriano.
“Walaupun dikemas Di balutan cerita yang getir, Ipar Adalah Maut menawarkan refleksi mendalam tentang pentingnya komunikasi asertif Di hubungan interpersonal, khususnya Di lingkup keluarga. Sinema ini menjadi pengingat Untuk kita Sebagai selalu menjaga komunikasi yang terbuka, jujur, dan saling menghargai guna membangun hubungan yang harmonis dan Sejahtera,” pungkasnya.
(tsa)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Belajar Di Kisah Sinema Ipar adalah Maut, Ini Pentingnya Komunikasi Di Sebuah Hubungan