Jakarta –
Mi instan kerap dijadikan ‘pemadam Kelaparan Global Global’ Untuk banyak orang Sebab Disorot murah Bersama waktu memasak yang tak lama. Tetapi, Ke balik rasanya yang gurih, ultra processed food (UPF) ini sering dicap sebagai musuh pola makan sehat Sebab tinggi kalori, natrium, hingga kurang protein dan serat.
Spesialis gizi dr Nathania Sutisna, SpGK Untuk RS Abdi Waluyo mengatakan, Walaupun mi instan termasuk UPF yang kurang baik Sebagai Keadaan jangka panjang, Minuman ini masih bisa disulap menjadi lebih sehat.
“Kalau betul-betul mau sehat, bumbunya setengah aja atau bisa seperti biasa tapi makannya sekali-sekali saja, jangan dirutinkan,” kata dr Nathania, kepada detikcom Ke Jakarta Pusat Selasa (17/12/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Lalu harus ada proteinnya, Karena Itu tambahlah telurnya kalau bisa yang diceplok biasa aja jangan digoreng. Terus sama pakai sayur-sayuran, Karena Itu tinggi protein dan serat juga,” sambungnya.
Tetapi, dr Nathania menekankan bahwa mi instan bukanlah pilihan yang tepat jika seseorang ingin mengonsumsinya Sebagai tujuan Merasakan rasa kenyang lebih lama.
“Mi instan itu kan kalorinya tinggi, Sebab karbohidratnya tinggi. Karena Itu ketika kita spike nih, karbohidratnya naik Hingga atas, insulinnya kerja itu nggak lama gula darahnya Berencana turun. Makannya itu yang menyebabkan cepat lapar,” katanya.
“Karena Itu cara mengakalinya gimana? Ya itu Bersama menambahkan protein dan serat. Balik Hingga dua itu lagi,” sambungnya.
Protein dan serat yang seimbang, lanjut dr Nathania Berencana membantu seseorang Merasakan rasa kenyang lebih lama.
(up/up)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Cheating ala Ahli Kemakmuran Gizi, Ini Cara Makan Mi Instan Tapi Tetep ‘Sehat’











