Mutasi Mikroba influenza A H3N2 yang dikenal sebagai subclade K terdeteksi sebagai penyebab meningkatnya Perkara Pidana Hukum flu secara Internasional, termasuk Ke Amerika Serikat.
Organisasi Kesejaganan Dunia (WHO) menjelaskan Ke situs resminya bahwa subclade K menandai “evolusi signifikan Di Mikroba influenza A (H3N2)”. Sejumlah pihak pun menilai kemunculan varian ini memunculkan pertanyaan Yang Berhubungan Bersama efektivitas Proteksi flu Di musim ini.
Di wawancara Bersama Fox News Digital, profesor praktik Kesejaganan Kelompok Ke Northeastern University, Boston, Dr Neil Maniar, mengungkapkan tingkat keparahan awal Di varian flu yang Ditengah muncul tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Lebihterus jelas bahwa ini merupakan varian flu yang cukup berat,” ujar Maniar. “Ke beberapa Area dunia tempat varian ini banyak beredar, kasusnya menyebabkan Penyakit yang cukup parah, dan Pada ini kita sudah melihat musim flu yang agresif.”
Varian ini juga dinilai berbeda Di strain flu Sebelumnya, Bersama Tanda-Tanda khas flu yang muncul lebih berat, seperti demam, menggigil, sakit kepala, kelelahan, batuk, sakit tenggorokan, dan pilek.
Maniar menyebut subclade K Berpotensi Untuk memicu musim flu yang agresif. Pasalnya, tingkat Proteksi flu Di Umumnya menurun, Sambil belum ada kepastian apakah Proteksi flu tahun ini sepenuhnya sesuai Bersama mutasi Mikroba tersebut.
“Proteksi tetap sangat penting Untuk diberikan. Tetapi Sebab tidak sepenuhnya selaras Bersama varian ini, hal tersebut kemungkinan turut berkontribusi Di tingkat keparahan Perkara Pidana Hukum yang kita lihat,” jelasnya.
“Kita memasuki musim flu Bersama tingkat Proteksi yang lebih rendah dan varian Mikroba yang tampaknya memang lebih agresif.”
Banyak kekhawatiran bahwa musim flu kali ini bisa menjadi sangat berat, baik Di sisi jumlah Perkara Pidana Hukum maupun tingkat keparahannya,” ujar Maniar.
Menurutnya, subclade K cukup berbeda dibandingkan varian flu Sebelumnya. Perbedaan ini membuat kekebalan alami Ke tingkat komunitas menjadi lebih rendah, Agar risiko penularan dan keparahan Penyakit ikut Menimbulkan Kekhawatiran.
Maniar juga menekankan orang yang tidak divaksinasi berisiko Merasakan Tanda-Tanda yang lebih berat, termasuk peningkatan risiko rawat inap.
Selain Proteksi, ia menyarankan Kelompok Untuk rajin mencuci tangan Bersama benar dan teratur.
Maniar juga mengimbau siapa pun yang merasa tidak enak badan atau Menunjukkan Tanda-Tanda Penyakit Untuk tetap tinggal Ke Tempattinggal, terutama jika berada Di masa penularan flu atau Gangguan Menyebar lain yang Lagi beredar, seperti norovirus, COVID-19, atau RSV.
“Jika Anda tidak merasa sehat, tetaplah Ke Tempattinggal. Ini adalah cara terbaik Untuk pulih lebih cepat sekaligus mencegah penularan kepada orang lain,” pungkasnya.
Sebelumnya Data terbaru Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Menunjukkan, Di pekan yang berakhir 6 Desember, kunjungan Ke fasilitas Kesejaganan Ke AS Bersama Tanda-Tanda demam disertai batuk atau sakit tenggorokan mencapai 3,2 persen. Angka ini melampaui ambang epidemi nasional dan menandai dimulainya musim flu.
“Mayoritas Mikroba influenza yang kami temukan musim ini adalah subclade K, varian Di Influenza A(H3N2),” demikian disampaikan otoritas Kesejaganan AS.
Saksikan Live DetikSore:
Halaman 2 Di 2
(suc/suc)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Geger Perkara Pidana Hukum Flu Ke AS ‘Menggila’ gegara Varian Mutakhir, Disebut Lebih Ganas











