Ikatan Praktisi Medis Anak Indonesia (IDAI) Menginformasikan sejumlah Penyakit yang paling banyak menyerang anak-anak Di pengungsian Setelahnya bencana Genangan Air dan longsor yang Mengamuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Peningkatan Peristiwa Pidana Hukum ini muncul akibat Situasi lingkungan yang rusak, akses air bersih yang terbatas, serta padatnya pengungsian yang Meningkatkan risiko penularan Penyakit.
Wakil Ketua IDAI Sumatera Utara, Dr dr Eka Airlangga, menjelaskan bahwa Di posko-posko pengungsian, Penyakit yang berkaitan Bersama air bersih masih menjadi keluhan terbanyak Di anak-anak. Peristiwa Pidana Hukum diare serta berbagai Gangguan Menyebar atau luka Di kulit mendominasi, terutama akibat sanitasi yang kurang memadai dan Situasi lingkungan yang serba terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“itu mendominasi Di lokasi pengungsian Di Sumatera Utara yang sampai Pada ini sudah kami tangani Bersama pengelolaan pemberian air bersih Di lokasi pengungsian,” ucapnya Untuk konferensi pers Senin (1/12/2025).
Misalnya Di Desa Gohor Lama Kec Wampu Kab Langkat. Hasil skrining IDAI bekerja sama Bersama Dinkes setempat Menunjukkan 37 anak Merasakan Gangguan Menyebar saluran pernapasan akut (ISPA), 18 anak Menyoroti diare, 7 anak Bersama Situasi tinea, dan bacterial dermatitis yang menyerang 4 orang anak.
Situasi yang tak jauh berbeda juga ditemukan Di Desa Batu Malenggang. Bersama pemeriksaan yang dilakukan Di 125 anak, 55 Di antaranya Merasakan ISPA, 12 anak diare, 35 anak tinea, dan 23 lainnya Menyoroti bacterial dermatitis.
Ia mengatakan Sebagai penanganan terus dilakukan Lewat penyediaan air bersih Di area pengungsian serta pemberian Terapi-obatan dasar, termasuk salep Sebagai mengatasi masalah kulit Di anak.
Situasi serupa juga ditemukan Di Daerah pengungsian Sumatera Barat. Ketua IDAI Cabang Sumatera Barat dr Asrawati, M Biomed, Sp A, Subsp T K P S(K), FISQua, menjelaskan pihaknya Mutakhir menyelesaikan identifikasi awal Di Kota Padang.
Bersama dua lokasi pengungsian yang dikunjungi, ISPA tercatat sebagai Peristiwa Pidana Hukum terbanyak Di anak.
“Gangguan Menyebar saluran pernapasan atas, ada 80 Peristiwa Pidana Hukum ya, diare 4 Peristiwa Pidana Hukum, Setelahnya Itu Penyakit kulit 6 Peristiwa Pidana Hukum, morbili 4 Peristiwa Pidana Hukum,” imbuhnya Untuk Peristiwa yang sama.
Sambil data Bersama lokasi lain masih Untuk proses pengumpulan dan belum dapat dipublikasikan.
Sebagai Daerah Aceh, Ketua IDAI Cabang Aceh Dr dr Raihan, Sp A, Subsp Inf P T(K) menjelaskan bahwa pendataan masih terus berlangsung Sebab akses Hingga sejumlah Lokasi terdampak belum sepenuhnya terbuka.
Hingga Pada ini, Regu medis Mutakhir dapat menjangkau Daerah Pidie Jaya, Sambil sejumlah kawasan lain masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur.
“Kalau Di Pidie, Sebelumnya Pidie Jaya itu Sigli Pidie, Sambil tidak ada lonjakan Peristiwa Pidana Hukum kalau Di Fasilitas Medis ya. Akan Tetapi memang kami Untuk, masih Untuk proses pengumpulan data juga. arena ada teman kita Di Pidie juga yang terdampak sampai harus mengungsi,” katanya Untuk Peristiwa yang sama.
Di Pidie Jaya, Peristiwa Pidana Hukum Penyakit yang dominan muncul adalah ISPA. Untuk beberapa hari terakhir, mulai muncul Peristiwa Pidana Hukum diare, serta beberapa anak yang Merasakan pneumonia atau Gangguan Menyebar saluran napas Dibagian bawah.
Di Itu, terdapat pula Peristiwa Pidana Hukum luka-luka serupa Bersama temuan Di Sumatera Utara, yang dikhawatirkan dapat berkembang menjadi Gangguan Menyebar serius, termasuk risiko tetanus. Begitu juga, Di beberapa lokasi pengungsian yang Mutakhir dapat dijangkau, Peristiwa Pidana Hukum yang paling banyak ditemukan juga masih didominasi Bersama ISPA.
“Sebagai Lokasi lainnya, Sebab tadi masih Mutakhir kita tahu akses, dan ada Fasilitas Medis yang belum bisa beroperasi,” lanjutnya.
Halaman 2 Bersama 3
(suc/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: IDAI Beberkan Penyakit Paling Banyak Ditemukan Di Anak Korban Bencana Sumatera











