Jakarta, CNN Indonesia —
China memberlakukan pembatasan Produk Ekspor Di Keahlian-Keahlian penting Sebagai memproduksi baterai Kendaraan Listrik (EV).
Langkah ini dilakukan Sebagai memperkuat dominasi China Untuk sektor yang telah berkontribusi besar Di Kelebihan Bangsa tersebut Untuk persaingan EV Internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malansir CNN, Kamis (17/7), beberapa Keahlian yang digunakan Untuk pembuatan baterai EV dan pemrosesan litium telah ditambahkan Hingga Untuk daftar kendali Produk Ekspor pemerintah.
Menurut pernyataan Kementerian Perdagangan China, masuknya Keahlian Hingga Untuk daftar tersebut berarti bahwa setiap pemindahan Keahlian Hingga luar negeri baik Lewat perdagangan, Penanaman Modal Untuk Negeri, maupun kerja sama Keahlian, memerlukan izin resmi Untuk pemerintah.
“Pembatasan ini bertujuan Sebagai menjaga Perlindungan Keadaan Ekonomi Negara dan kepentingan pembangunan, serta Merangsang kerja sama ekonomi dan Keahlian internasional,” kata kementerian, melansir CNN, Kamis (17/7).
China menjadi Manajer terkemuka Di pasar Internasional EV yang sangat Bersaing. Sejumlah besar produsen Kendaraan Pribadi dunia menggunakan baterai EV buatan China Untuk kendaraan mereka. Data SNE Research Menunjukkan produsen baterai EV asal China menguasai setidaknya 67 persen pangsa pasar Internasional.
Karenanya, persyaratan izin terbaru ini menimbulkan ketidakpastian Di Wacana ekspansi luar negeri para pembuat EV China terutama Lantaran pasar seperti Uni Eropa telah menerapkan tarif atas Produk Ekspor Kendaraan Pribadi China Sebagai Merangsang mereka membangun fasilitas produksi Di Bangsa mereka.
Banyak produsen baterai China juga Memperoleh Wacana Sebagai melakukan produksi lokal Di pasar seperti Asia Tenggara, AS, dan Bangsa lainnya.
Produsen baterai EV terbesar Di dunia asal China, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL)Memperoleh pabrik Di Jerman dan Hungaria serta berencana membangun pabrik bersama Di Spanyol bersama Stellantis, pemilik Fiat dan Chrysler.
Pemasok utama baterai Sebagai Kendaraan Listrik Tesla itu juga melisensikan teknologinya Sebagai digunakan Di pabrik baterai EV Ford yang Untuk dibangun Di Michigan, AS.
Sambil Itu, raksasa EV China BYD yang memproduksi baterainya sendiri dan melampaui Kendaraan Listrik Tesla Untuk penjualan tahun 2024, Memperoleh fasilitas produksi EV Di berbagai Bangsa, mulai Untuk Hungaria, Thailand, hingga Brasil.
Para analis mengatakan bahwa dampak sebenarnya Untuk kendali Produk Ekspor Mutakhir ini masih belum jelas, Lantaran rincian lengkapnya belum diungkapkan. Direktur Asosiasi Counterpoint Research Liz Lee menilai pembatasan ini “tampaknya menargetkan Keahlian proses hulu, bukan Produksi sel dan modul baterai.
Ia mengatakan dampak pembatasan ini tidak terlalu berpengaruh Di CATL dan BYD. Pasalnya pabrik CATL Di Jerman dan Hungaria Memusatkan Perhatian Di produksi sel dan modul, dan tampaknya tidak mereplikasi proses yang dibatasi secara lokal.
Sedangkan BYD hanya merakit paket baterai Di luar negeri dan tidak memproduksi sel baterai Di luar negeri, Agar pembatasan tampaknya belum memengaruhi operasional mereka Di ini.
(fby/dmi)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: China Batasi Produk Ekspor Keahlian Produksi Baterai EV, Ini Tujuannya