Bumi Miring 31,5 Inci, Ilmuwan Sebut Akibat Kegiatan Manusia

SEOUL – Cara planet berputar telah berubah secara mendasar Dari proses pemompaan air tanah , dan hal ini menimbulkan dampak yang jauh lebih besar daripada yang dibayangkan Sebelumnya.

BACA JUGA – Bumi Miring 31,5 Inci Air Laut Siap Datang Hingga Daratan

Sebab, permukaan air laut naik 0,24 inci Untuk waktu kurang Untuk dua dekade dan Bumi miring 31,5 inci.

Ini adalah subjek Studi yang diterbitkan Untuk jurnal Geophysical Research Letters yang Mengkaji dampak perubahan ini Ke rotasi Bumi dan distribusi air.

Ki-Weon Seo adalah seorang ahli geofisika Hingga Universitas Nasional Seoul dan pemimpin studi yang mengatakan Untuk sebuah pernyataan: “Kutub rotasi Bumi sebenarnya banyak berubah. Studi kami Menunjukkan bahwa Hingga Antara penyebab Yang Berhubungan Bersama iklim, redistribusi air tanah sebenarnya Memiliki dampak terbesar Ke pergeseran kutub rotasi.”

Studi ini juga Mengkaji dampak distribusi air Di massa planet, Bersama bunyi Studi: “Seperti menambahkan sedikit beban Ke gasing yang berputar, Bumi berputar sedikit berbeda Pada air bergerak.”

Studi tersebut mengidentifikasi pergerakan air Untuk Amerika Utara Dibagian barat dan India barat laut sebagai yang paling signifikan, Sambil pemompaan air Untuk garis lintang menengah Memiliki dampak terbesar Ke rotasi Bumi.

Studi ini didasarkan Ke Studi Sebelumnya Untuk tahun 2016 yang pertama kali mengemukakan gagasan tersebut – dan ini juga merupakan berita yang lebih mengkhawatirkan Untuk iklim Sebab berdampak Ke kenaikan permukaan air laut.

Sea berkata: “Saya sangat senang menemukan penyebab yang tidak dapat dijelaskan Untuk pergeseran kutub rotasi. Hingga sisi lain, sebagai penduduk Bumi dan seorang ayah, saya khawatir dan terkejut melihat bahwa pemompaan air tanah merupakan sumber lain Untuk kenaikan permukaan laut.”

Hal ini terjadi Sesudah Studi yang diterbitkan Ke tahun 2024 menganggap bahwa mencairnya es Hingga kutub planet kita dapat mengubah putaran Bumi.

Hal ini dapat mengakibatkan penundaan Ke “detik kabisat” yang seharusnya ditambahkan Hingga jam dunia, Waktu Universal Terkoordinasi (UTC), Ke tahun 2026. Kini, hal tersebut Bisa Jadi harus ditunda hingga tahun 2029