Makassar –
Kepercayaan warga Makassar yang menganggap buaya sebagai anggota keluarga mereka dinilai Bersama MUI Sulsel sebagai bentuk akidah yang menyimpang!
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, Nadjamuddin Abd Safa Menyambut Baik polemik warga yang mengaku jika buaya yang ditampung Sambil Hingga wisata Cimory Land, Kabupaten Gowa sebagai anggota keluarga mereka.
Nadjamuddin menegaskan kepercayaan itu sama sekali tidak berdasar dan telah menyimpang Bersama akidah agama Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Menyimpang Bersama akidah Lantaran tidak ada begitu (manusia keluarga Bersama buaya) Di agama Islam,” ujar Nadjamuddin, Rabu (19/2/2025).
Menurut dia, keyakinan semacam itu hanya dibuat Sebagai mencari perhatian semata. Dia mengatakan Di Islam dijelaskan manusia berasal Bersama manusia pula yakni Bersama Nabi Adam.
“Sebagai mencari perhatian saja, orang semuanya Bersama Nabi Adam, tidak ada Bersama buaya,” katanya.
Dia menyebut memang ada mitos yang diwariskan Bersama cerita turun temurun bahwa manusia keturunan buaya. Tetapi dia memastikan hal itu sekadar cerita belaka tanpa dasar.
“Ada dulu kita punya guru cerita, kenapa ada yang mengatakan keturunan buaya, katanya ada perempuan yang mandi Hingga sungai tidak pakai celana akhirnya masuk lah sperma buaya Hingga alat kelaminnya. Itulah katanya lahirlah itu buaya. Tapi tidak ada itu keturunan buaya,” tutur Najamuddin.
“Kepercayaan kita, kita semua berasal Bersama Nabi Adam, tidak Mungkin Saja Bersama buaya. Tidak ada kepercayaan begitu, Kullukum min Adam, semuanya kalian Bersama Adam,” lanjutnya.
Yang Berhubungan Bersama Bersama hukum Islam, Nadjamuddin menjelaskan bahwa meyakini manusia berasal Bersama hewan dapat berujung Ke kemusyrikan, terutama jika meminta-minta kepada selain Allah. Dia berharap agar pihak yang Memiliki kepercayaan tersebut segera sadar dan kembali Hingga jalan yang benar.
“Mudah-mudahan dia sadar jangan punya kepercayaan seperti itu Lantaran Hingga Al-Qur’an mengatakan Kullukum min Adam, semua kalian Bersama Adam. Tidak ada Bersama hewan atau binatang, Karena Itu orang yang punya kepercayaan begitu Memahami bahwa jangan mempunyai kepercayaan begitu,” katanya.
“Bisa Karena Itu musyrik Lantaran mempercayai, apalagi kalau minta-minta sama itu, kita tidak boleh meminta selain Allah. Karena Itu kita harapkan orang yang mempunyai kepercayaan seperti itu Memahami bahwa manusia itu semuanya Bersama manusia, tidak ada Bersama hewan,” sambungnya.
Hanya Di Al-Qur’an, lanjut Nadjamuddin, menyampaikan bahwa ada manusia menjadi kera Lantaran durhaka kepada Allah SWT. Di Al-Qur’an mengatakan, ‘jadilah kamu kera yang hina’. Frasa ini muncul Di Surat Al-Baqarah ayat 65 dan Surat Al-A’raf ayat 166.
“Kita mendoakan semoga orang-orang yang mempercayai berasal Bersama buaya Memahami atau bertaubat bahwa itu tidak benar,” imbuhnya.
Sebagai diketahui, seekor buaya ditangkap Pada Genangan Air Hingga permukiman warga Hingga Kampung Kajang, Lorong 1, Kelurahan Tamangapa, Rabu (12/2) Disekitar pukul 23.00 Wita. Buaya tersebut Lalu dievakuasi Hingga tempat wisata Cimory Land, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa.
Belakangan, sejumlah warga yang mengaku sebagai keluarga Bersama buaya tersebut ramai-ramai mendatangi wisata Cimory Land Ke Senin (17/2) Sebagai membawa buaya itu pulang
Mereka membawa serta seorang pawang buaya bernama Baco Dg Rani Sebagai menjemput buaya tersebut. Tetapi pawang buaya tersebut justru diterkam Bersama si buaya yang mengamuk. Akibat insiden tersebut, korban Merasakan luka robek dan patah tulang Ke tangan kanannya.
———
Artikel ini telah naik Hingga detikSulsel.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Warga Ngaku Buaya Anggota Keluarga Mereka, MUI Sulsel: Menyimpang Bersama Akidah!