Jakarta –
COVID-19 ternyata masih meninggalkan ketakutan Untuk para alumninya. Studi terbaru menyebut, mereka yang pernah terpapar COVID-19 lebih berisiko terkena serangan jantung, Malahan Setelahnya Penyembuhan.
Studi ini dipublikasikan Di Radiological Society of North America (RSNA). Studi ini menemukan bukti bahwa ‘serangan’ SARS-CoV-2 dikaitkan Didalam percepatan penumpukan plak Ke arteri koroner, Agar Meningkatkan komplikasi Yang Terkait Didalam jantung.
“COVID-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 awalnya ditandai Didalam Kerusakan paru-paru akut dan gagal napas,” kata penulis senior Ke studi tersebut, Junbo Ge MD.
Junbo yang Direktur Departemen Kardiologi Ke Puskesmas Zhongshan, Tiongkok ini menambahkan bahwa COVID-19 juga melibatkan respons peradangan ekstrem dan dapat memengaruhi Keadaan sistem kardiovaskular.
Bagaimana Studi Ini Dilakukan?
Para peneliti memeriksa perubahan Ke jaringan Ke Di arteri koroner menggunakan Coronary Computed Tomography Angiography (CCTA). Tanda-tanda peradangan, penumpukan plak, dan risiko tinggi penyumbatan arteri menjadi fokus yang diperiksa.
Studi ini Merasakan 803 pasien yang menjalani CCTA, Di September 2018 dan Oktober 2023 Didalam usia rata-rata 63,9 tahun. Skuat peneliti Membahas 2.588 lesi arteri koroner Didalam 2.108 pasien terinfeksi dan 480 pasien tidak terinfeksi.
Mereka membandingkan Yang Terkait Didalam volume plak, risiko plak tinggi, peradangan, dan masalah jantung seperti serangan jantung atau prosedur revaskularisasi.
Paparan Patogen tersebut ternyata diketahui dapat Meningkatkan risiko serangan jantung. Ke pasien Didalam SARS-CoV-2, volume plak Meresahkan lebih cepat daripada mereka yang tidak terinfeksi.
Lesi Ke pasien yang terinfeksi Memiliki Kemungkinan Untuk menjadi plak berisiko tinggi (20,1 persen vs 15,8 persen) dan Menunjukkan lebih banyak peradangan koroner (27 persen vs 19,9 persen).
Samping Itu, pasien yang terpapar COVID-19 juga Menunjukkan risiko lebih tinggi kegagalan lesi target (10,4 persen vs 3,1 persen), yang menandakan adanya peningkatan risiko serangan jantung atau stroke.
“Peradangan Setelahnya COVID-19 dapat menyebabkan Kemajuan plak berkelanjutan, terutama Ke plak berisiko tinggi yang tidak Merasakan kalsifikasi,” kata Junbo Ge.
“Pasien Didalam Gangguan Menyebar SARS-CoV-2 berisiko lebih tinggi Merasakan infark miokard, sindrom koroner akut, dan stroke hingga satu tahun,” sambungnya.
Junbo Ge menambahkan efek ini dapat bertahan lama Setelahnya Gangguan Menyebar, terlepas Didalam Gangguan penyerta seperti hipertensi, diabetes, Malahan usia pasien.
(dpy/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Studi Terbaru Ungkap ‘Alumni’ COVID-19 Lebih Berisiko Kena Serangan Jantung