Jakarta –
Komplek Maya yang telah lama hilang ditemukan Dari arkeolog. Kota itu ‘tersembunyi’ Di bawah rindangnya vegetasi hutan.
Dilansir Untuk BBC Di Selasa (29/10), kota itu disebut Valeriana Dari arkeolog, ditemukan Bersama menggunakan Lidar, sejenis survei radaryang memetakan struktur Di bawah vegetasi.
Para arkeolog menemukan piramida, lapangan Latihan, jalan lintas yang menghubungkan distrik dan amfiteater Di Negeri Dibagian Campeche Di tenggara.
Mereka yakin kota itu adalah yang terbesar kedua Sesudah Calakmul, yang Disorot sebagai situs Maya terbesar Di Amerika Latin kuno. Penemuan kota itu, yang seukuran ibu kota Skotlandia, Edinburgh, dilakukan secara tidak sengaja ketika seorang arkeolog menjelajahi data Di Jaringan.
“Saya membuka halaman 16 pencarian Google dan menemukan survei radar yang dilakukan Dari organisasi Meksiko Sebagai pemantauan lingkungan,” jelas Luke Auld-Thomas, seorang mahasiswa PhD Di Universitas Tulane Di AS.
Itu adalah survei Lidar, Cara penginderaan jarak jauh yang menembakkan ribuan pulsa radar Untuk pesawat dan memetakan objek Di bawahnya menggunakan waktu yang dibutuhkan sinyal Sebagai kembali.
Akan Tetapi, ketika Auld-Thomas mengolah data Bersama metode yang digunakan Dari para arkeolog, ia melihat apa yang terlewatkan Dari orang lain, sebuah kota kuno besar yang Mungkin Saja dihuni Dari 30-50.000 orang Di puncaknya Untuk tahun 750 hingga 850 M.
Jumlah tersebut lebih banyak daripada jumlah orang yang tinggal Di Daerah tersebut Pada ini, kata para peneliti. Auld-Thomas dan rekan-rekannya menamai kota tersebut Valeriana berdasarkan nama laguna Di dekatnya.
Penemuan tersebut membantu mengubah gagasan Untuk pemikiran Barat bahwa Daerah Tropis adalah tempat peradaban mati, kata Profesor Marcello Canuto, salah satu penulis Untuk Eksperimen tersebut.
Sebagai Gantinya, Dibagian dunia ini adalah Tempattinggal Bagi Kearifan Lokal Global yang kaya dan kompleks. Arkeolog tidak dapat memastikan apa yang menyebabkan kehancuran dan akhirnya kota tersebut ditinggalkan, tetapi Pemanasan Global merupakan faktor utamanya.
Valeriana Memiliki ciri khas ibu kota dan menempati urutan kedua Untuk kepadatan bangunan Sesudah situs Calakmul yang spektakuler, Disekitar 100 km jauhnya (62 mil).
Kota ini tersembunyi Di tempat yang mudah terlihat, Sebab hanya berjarak 15 menit berjalan kaki Untuk jalan utama Disekitar Xhipul yang kini dihuni sebagian besar suku Maya.
Tidak ada gambar yang diketahui Untuk kota yang hilang tersebut Sebab tidak ada seorang pun yang pernah Hingga sana, Kendati penduduk setempat Mungkin Saja menduga ada reruntuhan Di bawah gundukan tanah tersebut.
Kota yang luasnya Disekitar 16,6 km persegi ini Memiliki dua pusat utama Bersama bangunan-bangunan besar yang berjarak Disekitar 2 km, yang dihubungkan Dari Tempattinggal-Tempattinggal dan jalan lintas yang padat.
Kota ini Memiliki dua plaza Bersama piramida kuil, tempat suku Maya beribadah, menyembunyikan harta karun seperti topeng giok, dan menguburkan orang mati. Kota ini juga Memiliki lapangan tempat orang-orang memainkan permainan bola kuno.
Ada juga bukti adanya waduk, yang Menunjukkan bahwa orang-orang memanfaatkan lanskap tersebut Sebagai mendukung Penduduk Dunia yang besar. Secara keseluruhan, Auld-Thomas dan Prof. Canuto mensurvei tiga lokasi berbeda Di hutan. Mereka menemukan 6.764 bangunan Bersama berbagai ukuran.
Profesor Elizabeth Graham Untuk University College London, yang tidak terlibat Untuk Eksperimen tersebut, mengatakan Eksperimen tersebut mendukung klaim bahwa Suku Maya tinggal Di kota-kota atau desa-desa yang kompleks, bukan Di desa-desa terpencil.
“Intinya adalah bahwa lanskap tersebut jelas-jelas sudah dihuni yaitu, dihuni Di masa lalu dan tidak, seperti yang terlihat Dari mata telanjang, tidak berpenghuni atau ‘liar’.
Eksperimen tersebut Menunjukkan bahwa ketika peradaban Maya runtuh Dari 800 M dan seterusnya, sebagian disebabkan Dari kepadatan penduduk yang sangat tinggi dan tidak dapat bertahan hidup Untuk masalah iklim.
“Eksperimen tersebut Menunjukkan bahwa lanskap tersebut benar-benar penuh Bersama orang-orang Di awal musim kemarau dan tidak Memiliki banyak fleksibilitas yang tersisa. Karena Itu Mungkin Saja seluruh sistem Di dasarnya terurai ketika orang-orang pindah lebih jauh,” kata Auld-Thomas.
Pertempuran dan penaklukan Daerah tersebut Dari penjajah Spanyol Di abad Hingga-16 juga berkontribusi Pada pemberantasan Negeri-kota Maya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Iseng Buka Google, Arkelog Malah Temukan Kota Maya yang Hilang