Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) merespons perpanjangan Menenangkan harga acuan pemerintah (HAP) gula Hingga tingkat konsumen menjadi Rp17.500 per kilogram (Kg). Foto/Dok
Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey mengatakan, pengusaha hanya Akansegera membeli dan menambah stok gula konsumsi, bila harga acuannya sesuai Bersama harapan pengusaha. Artinya, HAP yang ditetapkan harus Hingga bawah Rp17.500 per Kg alias lebih murah.
“Kalau Hingga Peritel indikatornya adalah ketika harga beli kami, HPP kami bisa Hingga bawah harga acuan, harga yang diharapkan. Memang harga acuan itu masih bisa bergerak, beda Bersama harga eceran tertinggi ya,” ujar Roy Untuk sesi Market Review IDX Channel, Senin (1/7/2024).
“Tetapi secara manajemen Hingga Peritel ketika kita membeli Hingga bawah harga acuan atau harga yang diharapkan, tentunya kita pasti membeli dan pasti tersedia,” paparnya.
Ketersediaan gula dan Produk Internasional lain Hingga pasar Peritel memang didasarkan Di kemampuan beli pemiliknya. Roy mengaku, pengusaha tidak Bisa Jadi membeli Produk Internasional yang harganya tinggi, lalu dijual murah.
“Intinya gak Bisa Jadi lah kita beli rugi, beli Hingga bawah harga Lalu jual harus Hingga atas itu, bagaimana? Siapa yang mau membayar tenaga kerja dan juga biaya Untuk Peritel, korporasi, dan biaya lain-lain. Ini tentunya menjadi kalkulasi kami,” beber dia.
Roy mencatat, peritel selalu Merencanakan pasar atau konsumennya. Hingga mana, harga penjualan bahan-bahan pokok diharapkan tetap stabil.
“Dan konsumen selalu berharap juga yaitu jangan sampai kosong gulanya Hingga Peritel, jangan sampai kurang, mereka tentu datangnya Hingga Peritel Sebagai berbelanja. Lalu juga harga yang stabil. Hasrat daripada konsumen inilah yang selalu kami bawakan kepada pemerintah,” ucapnya.
Aprindo menilai perpanjangan Menenangkan HAP gula konsumsi tidak tepat Pada ini Sebab harganya masih fluktuasi.
“Bahwa yang penting Hingga sini adalah, kalau tadi dikatakan Soemitro (Ketua Umum APTRI) bahwa harga acuan itu sebenarnya Pada ini kurang mumpuni Sebab harganya berfluktuasi,” tutur Roy.
“Harganya sekarang kalau giling tentunya ya kalau hukum ekonomi mengatakan suplai cukup, demand-nya tetap, maka harganya lebih cenderung stabil. Tapi Sebagai Alternatif, suplainya kurang, demand-nya Akansegera berfluktuasi,” jelasnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Harga Gula Naik Karena Itu Rp17.500/Kg, Begini Respons Pengusaha Ritel